“ Iya,ini hasil karya Kang Karna. Rancangannya bersama Kang Yunus. Inspirasinya gambar sahabatmu Alif. Kami sudah merahasiakan ini sejak dua puluh tahunan lalu. Prototipe pesawat anti elektromagnetik mampu menembus portal segitiga Bermuda hingga lokasi tempat kawanmu itu,” ujar Januar.
“Subahanallah! “ ujar Achmady. “Kok kalian merahasiakannya dari kami?”
“ Kalian akan tahu jawabannya. Saya sudah dapat pesan dari kawan-kawan Kang Karna untuk membawa kalian ke tempat sahabatmu pada waktunya, yaitu sekarang. Presiden sudah aman,kan? Hanya tempat sahabatmu harapan kita. Mungkin juga harapan umat manusia.”
Mereka memasuki kumbang. Yuyi dan Januar berada di cockpit, sementara Aku, Achmady, Lola,Dhini berada di tengah. Seorang bintara bernama Chandra Kirana dan tiga serdadu anak buah Achmady di belakang, bersama dua staf Yuyi lainnya.
“Sayang prototype pertama dirancang untuk dua belas orang. Terbang dengan baterai energi matahari. Kita ke koordinat tempat itu dan harus turun ke dalam air, karena lokasinya tidak bisa dilalui pesawat karena ada pertahanan anti elektro magnetik, persis di Segitiga Bermuda. Pesawat biasa akan langsung jatuh, bila pertahanan itu dihidupkan dan tak terlacak radar.”
Kami menyadari bahwa atap ruangan itu sebuah kubah. Sekarang? Ada apa?
“Pasukan musuh sudah menerobos Gedebage Bandung Technopolis,” kata Yuyi. “Mereka sudah tahu bahwa Kang Opik dan anak-anak Bandung Gedebage Technopolis punya teknologi yang bisa melawan mereka bahkan mengadakan perobahan di dunia. Selain pesawat kami juga punya drone yang disimpan di tempat Alif berada sekarang.”
Pesawat Kumbang itu kemudian melesat meninggalkan Gedebage Technopolis, persis ketika pasukan Mayor Lukas menerobos masuk. Dia hanya mengamati kumbang itu melesat pesat. Dia menelepon seseorang. Tak lama kemudian dari Jakarta enam helikopter tempur mengejar kumbang itu. Mereka berkejaran ke arah Kepulauan Riau.
“ Ada yang mengejar kita!” seru Sersan Chandra Kirana
“ Mereka tidak akan menembak kita karena mereka butuh protipe pesawat ini. Setelah hancurnya pesawat-pesawat tempur dengan bakar bensin, maka inilah masa depan. Bahkan bisa ke luar angkasa.” ujar Yuyi.
Jantungku berdebar. Petualangan apa lagi menanti aku. Tetapi sebuah pertanyaan akan terjawab. Itu pun kalau memang Yuyi benar.