Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (46)

16 Juni 2017   16:38 Diperbarui: 16 Juni 2017   16:42 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by irvan sjafari

“ Iya,ini hasil  karya Kang Karna.  Rancangannya bersama Kang Yunus.  Inspirasinya gambar sahabatmu Alif.  Kami sudah merahasiakan ini sejak dua puluh tahunan lalu.  Prototipe pesawat anti elektromagnetik mampu menembus portal  segitiga Bermuda hingga lokasi tempat kawanmu itu,” ujar Januar.

Subahanallah!  “  ujar Achmady.  “Kok kalian merahasiakannya dari kami?”

“ Kalian akan tahu jawabannya.  Saya sudah dapat pesan dari kawan-kawan Kang Karna  untuk membawa kalian ke tempat sahabatmu pada waktunya, yaitu sekarang.  Presiden sudah aman,kan?  Hanya  tempat sahabatmu harapan kita.  Mungkin juga harapan umat manusia.”

Mereka memasuki kumbang.   Yuyi dan Januar  berada di cockpit, sementara  Aku, Achmady, Lola,Dhini berada di tengah.  Seorang bintara bernama Chandra Kirana  dan tiga  serdadu anak buah Achmady di belakang, bersama dua staf Yuyi lainnya.

 “Sayang prototype  pertama dirancang  untuk dua belas orang.  Terbang dengan baterai energi matahari.  Kita ke koordinat  tempat itu dan harus turun ke dalam air, karena lokasinya tidak bisa dilalui pesawat karena ada pertahanan anti elektro  magnetik,  persis di Segitiga Bermuda. Pesawat biasa  akan langsung jatuh, bila pertahanan itu dihidupkan dan tak terlacak radar.”

Kami menyadari bahwa atap ruangan itu sebuah kubah.  Sekarang? Ada apa?

“Pasukan musuh sudah menerobos Gedebage Bandung Technopolis,” kata Yuyi. “Mereka sudah tahu bahwa Kang Opik dan anak-anak Bandung Gedebage Technopolis punya teknologi yang bisa melawan mereka bahkan mengadakan perobahan di dunia.  Selain pesawat kami juga punya drone yang disimpan di tempat Alif berada sekarang.”

Pesawat Kumbang itu kemudian melesat meninggalkan Gedebage Technopolis, persis ketika pasukan Mayor Lukas menerobos masuk.  Dia hanya mengamati kumbang itu melesat pesat.  Dia menelepon seseorang.  Tak lama  kemudian dari Jakarta  enam helikopter tempur  mengejar kumbang itu.  Mereka berkejaran  ke arah Kepulauan Riau. 

“ Ada yang mengejar kita!”  seru Sersan Chandra Kirana

“ Mereka tidak akan menembak kita karena mereka butuh protipe pesawat ini.  Setelah hancurnya pesawat-pesawat tempur dengan bakar bensin, maka  inilah masa depan. Bahkan bisa ke luar angkasa.”  ujar Yuyi.

Jantungku berdebar.  Petualangan apa lagi menanti aku.  Tetapi sebuah pertanyaan akan terjawab. Itu pun kalau memang Yuyi benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun