Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Koloni (45)

10 Juni 2017   04:16 Diperbarui: 10 Juni 2017   04:22 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Irvan Sjafari

Segmen Empat

Persaudaraan Serangga

EMPAT PULUH LIMA

Waktu dan Tempat Tak Diketahui

Populasi di koloni sudah mencapai 3000-an. Jumlahnya meningkat hampir tiga kali lipat ketika Alif tiba secara misterius di pulau (atau negeri) yang luasnya belum semua diketahuinya.  Oh, ya hingga saat ini Alif tidak tahu bagaimana caranya ia tiba.  Zahra tersangka utama membawanya selalu tergelak-gelak ketika ditanya: “Masih rahasia kakanda”. Apalagi Harum kawannya: “Nanti Kang Alif tahu.”  

Alif juga tidak ingat kapan kejadiannya.  Yang ia tahu ia dinikahkan dengan bidadarinya yang cantik itu dan mereka sudah dikaruniai tiga anak yang cantik-cantik semua. Yang tertua sudah berusia remaja awal, mungkin 13-14 tahun.  Itu artinya 15 tahun kalau itu satuan di dunianya.  Kira-kira juga.  Karena koloni hanya pakai hitungan bulan.

Kalau begitu usianya seharusnya di atas 40 tahun.   Tetapi ia merasa masih sekitar 35 tahunan mungkin pengaruh udara dan makanan dari dunia yang bebas polutan dan kimia.  Bukankah zaman Nabi Nuh usia manusia bisa ratusan tahun. 

Oh, ya itu yang sangat ditakuti Alif.  Jangan-jangan dia ada di dimensi atau diculik ke planet lain yang atmosfirnya sama dengan Bumi. Jangan-jangan satu tahun di koloni bisa dua, tiga bahkan sepuluh tahun ukuran bumi.

Dia sadar kalau ia mengungkapkan kehawatiran pada kedua perempuan itu tentu ia bakal ganti ditanya.  Zahra pasti bertanya: “Apa memang lebih indah tempat kakanda berasal?  Enak di sini kak, makan cukup, pakaian cukup, cuacanya bersahabat… “ 

Bagaimana dengan Harum? Dia lebih lugas. “Sudahlah kang…bukankah ini dunia Kang Alif inginkan?  Tidak ada keserakahan dan tidak ada Kaum Adam sembarangan memperkosa Kaum Hawa.  Tuh bidadari kamu itu, bukankah seperti impianmu?” 

Hari itu  dia  mendapat libur dari tugasnya mengajar, karena anak-anak mendapat tugas lain: pendidikan alam.   Seharusnya Alif diajak Zahra memperbaiki kepompongnya yang sudah usang di gua tengah hutan itu.  Tetapi si  kembar Euca dan Actie  mengajak ibunya menonton pertunjukkan rahasianya bersama  gurunya Evan Sektian dan Harumi.  Alif sebetulnya  juga ingin ikut. Tetapi pertunjukkan itu khusus untuk perempuan. Bagian dari pendidikan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun