Mohon tunggu...
Flea Andra
Flea Andra Mohon Tunggu... -

Saya sedih harus menuntut ilmu, karena ilmu tidak bersalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Minyak Bumi Tidak Akan Habis

6 November 2013   11:16 Diperbarui: 22 Juni 2017   10:32 24341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu saya percaya dengan teori bahwa suatu saat minyak bumi akan habis karena berasal dari fosil purba yang terbatas cadanganya. Kalau saat ini banyak warga negara indonesia yang bekerja ”mbabu” di timur tengah. Maka 1-2 abad saat cadangan minyak timur tengah habis, tentu mereka akan ganti mbabu kenegara lain, salah satunya ke Indonesia..begitu pikir saya. Karena melihat 90% pendapatan negeri Timur-tengah adalah minyak. Tanah mereka gersang, SDM yang bisa dikatakan sebelas-dua belas dengan Indonesia dll, Tetapi pikiran tersebut ternyata keliru.

Sejak dibangku sekolah, Pesimistis soal cadangan minyak memang telah dibangun. Kita semua percaya bahwa minyak bumi adalah bahan bakar fosil, hampir setiap hari “fakta” ini disebut dalam berbagai media massa. Teori ini dikemukakan oleh Mikhailo V. Lomonosov, seorang cendekiawan besar Rusia, yang pada 1757 mengajukan sebuah hipotesis bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, minyak mentah akan terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan,  mengalami  tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak mentah.

Sejak produksi minyak di AS memuncak sekitar 1970, sejumlah ahli geologi, ahli ekonomi dan analis industri mulai mempertimbangkan sebuah pertanyaan, Berapa banyak minyak mentah yang masih tersisa di dalam perut bumi? Dan kapan habisnya?

Menurut National Geographic jumlah minyak mentah yang tersisa di bumi diprediksi sekitar 1,2 triliun barrel. Walaupun ladang minyak baru banyak ditemukan, tetapi pasokan saat ini tidak sebanding dengan penemuan-penemuan ladang tersebut. Berdasarkan gambaran konsumsi saat ini, berarti perkiraan 1,2 triliun barrel minyak bumi akan habis dalam tempo 44 tahun. Benarkah masa kejayaan energi tak terbarukan ini akan segera berakhir? Akankah tak kan tersisa lagi tetesan minyak di jebakan kerak bumi? Ataukah ini hanya isu-isu yang sengaja dihembuskan untuk melambungkan harga “emas hitam” ini?

Alexander von Humboldt, dan ahli kimia termodinamik Prancis, Louis Joseph Gay-Lussac, kemudian mengajukan dalil berdasarkan penelitiannya yang menyatakan bahwa minyak bumi adalah materi primordial (purba) yang memancar dari tempat yang sangat dalam, dan tak ada hubungannya dengan materi biologis dari permukaan bumi.

Pada abad kesembilan belas, ahli kimia Rusia Dmitri Mendeleev juga menguji dan menolak hipotesis Lomonosov ini.  Mendeleev menyatakan bahwa minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman yang jauh. Mendeleev membuat hipotesis tentang adanya struktur geologi yang ia sebut “patahan dalam” (deep fault) tempat minyak bumi melaluinya dari kedalaman.

Proses abiotik untuk menghasilkan minyak bumi disebut Fischer-Tropsch, reaksi kimia yang mengubah campuran karbonmonoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair. Proses ini pun menjadi dasar penciptaan bahan bakar jet yang dibuat dari air di AS, seperti dilaporkan majalah Wired (9/9/09).

Cadangan Minyak Yang Terisi Kembali Di Pulau Eugene 330


Pulau Eugene merupakan ladang minyak di Teluk Meksiko, sekitar 80 mil lepas pantai Louisiana, AS. Lansekap kepulauan ini terbelah dengan celah dan rekahan dalam yang spontan memuntahkan  gas dan minyak. Ladang minyak ini ditemukan pada 1973 dan  mulai memproduksi sekitar 15.000 barel per hari. Pada 1989, aliran minyaknya berkurang menjadi 4.000 barel per hari. Tetapi tanpa alasan logis apapun, secara tiba-tiba produksinya meningkat menjadi 13.000 barel. Selain itu, taksiran cadangan meroket 60-400 juta barel.

Apa yang ditemukan para peneliti ketika menganalisis ladang minyak ini dengan pencitraan  seismik 3-D? Ternyata ada patahan dalam, dan minyak telah memancar dari suatu kedalaman yang tidak diketahui sebelumnya, dan bermigrasi ke atas melalui batuan untuk mengisi pasokan yang ada. Selanjutnya, analisis minyak yang sekarang sedang diproduksi di Pulau Eugene menunjukkan perbedaan usia geologis dari minyak yang diproduksi di sana sebelum tahun 1989. Dugaan kuat, minyak mentah yang baru, muncul dari sumber yang berbeda .jauh di batuan dalam. Baik ilmuwan dan ahli geologi dari perusahaan-perusahaan minyak besar telah melihat bukti dan mengakui bahwa ladang minyak Pulau Eugene mengalami pengisian ulang sendiri.

Sumber minyak dari suatu kedalaman di Pulau Eugene sangat mendukung teori Thomas Gold yang ditulis dalam bukunya The Deep Hot Biosphere. Gold menetapkan, “minyak bumi sebenarnya adalah aliran primordial terbarukan yang terus-menerus diproduksi oleh bumi dalam kondisi panas dan tekanan yang luar biasa. Ketika zat ini bermigrasi ke permukaan, ia diserbu oleh bakteri, sehingga minyak bumi tampak seperti memiliki asal usul organik dari zaman dinosaurus. “

Ilmuan menciptakan minyak bumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun