Mohon tunggu...
Junus junior wattimena
Junus junior wattimena Mohon Tunggu... Wiraswasta - Data Pribadi

Junus Junior Wattimena. jurusan sosial ekonomi pertanian, fakultas pertanian, Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengembangan Sistem Pertanian Kepulauan di Maluku Agroforestry di Era Revolusi Industri 4.0

22 Mei 2019   08:31 Diperbarui: 22 Mei 2019   09:01 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Untuk menjawab permasalahan ini maka dibutuhkan suatu Konsep pertanian yang bisa menjawab permasalahan yang dihadapi dan bahkan memenuhi kebutuhan akan pangan kedepan.

Konsep pertanian agroforestry/dusung merupakan sistem penggunaan lahan yang didasarkan atas praktek sejak dahulukala, pencampuran atau penanam pohon dengan tanaman pertanian atau ternak diatas lahan yang sama. 

Sistem ini mengkombinasikan produksi tanaman dan produksi ternak dengan kehutanan dalam sistem produksi yang berkelanjutan diatas bidang tanah yang sama secara bersamaan atau bergantian.

Tujuannya untuk mendapatkan poroduktifitas yang beragam baik dari tanaman pertanian, kehutanan maupun ternak. Penggunaan lahan dalam agroforestry bersifat multitajuk, yang terdiri dari campuran pepohonan, semak dengan atau tanaman semusim yang sering disertai dengan ternak dalam satu bidang lahan. Komposisi yang beragam tersebut menjadikan agroforestry menjadi lebih efisien dalam pemanfaatan lahan dan lebih produktif.

 Dalam prateknya pola pengelolaan pertanian berbasis agroforestry/dusung di Maluku masih bersifat konvensional bahkan produksi yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga selain itu  ada berbagai macam permasalahan-permasalahan yang sangat mendasar misalnya :

  • Internal : tingkat pendidikan petani
  • Ekternal : teknologi dan bibit

Dalam berusahatani rata-rata petani memiliki pendidikan sekolah dasar, sektor pertanian merupakan sektor yang tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan yang terlalu tinggi ini yang menyebabkan masyarakat desa lebih besar bekerja pada sektor pertanian. 

Akibat dari tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh pada produktifitas pertanian. Ini mengambarkan bahwa kondisi petani kita saat ini yang berada di pulau-pulau kecil masih sangat sederhana dalam mengelola lahan (tradisional).

Konsep pertanian kepulauan agroforestry/dusung ini adalah langka jitu untuk solusi pengembangan pertanian kedepannya baik secara efisiensi lahan dan produksi yang signifikan. 

Maka dari itu untuk lebih memanfaatkan kearifan lokal dengan efisien maka dibutuhkan suatu konsep pertanian yaitu smart agriculture, smart green house, smart irrigation dan otomotif tractor seperti Negara-Negara lain yang sektor pertaniannya sudah maju dimana proses pengelolaan tanaman didalam agroforestry/dusung dikelola dengan menggunakan teknologi canggih serta membantu manusia dalam  menggelola lahan dan lebih efisiens.

Pengembangan pertanian kepulauan agroforestry/dusung kedepanya di era revolusi industri 4.0 perlu melibatkan teknologi baik dari hulu sampai hilir serta pemanfaatan citra satelit untuk mendeteksi kondisi sifat fisik tanah dan nutrisi tanah untuk proses penaman dimana pemanfaatan teknologi ini bertujuan untuk produktifitas yang lebih meningkat selain itu karekteristik komoditi pertanian yang cepat rusak dan tidak tahan dalam waktu yang lama maka perlu adanya solusi yaitu pemanfaatan internet sebagai saluran pememasaran yang lebih cepat.

Strategi pengembangan pertanian kedepan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah pelaku pertanian dimana perlu adanya regenerasi petani.  Petani yang di Indonesia di kelompokan menjadi petani konvensional, petani moderen dan petani milenial, petani yang memiliki peluang untuk dikembangan menyongsong revolusi industri 4.0 yaitu petani moderen dan petani milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun