Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemutakhiran "Knowledge" Harus Mandiri

3 Juni 2020   17:27 Diperbarui: 3 Juni 2020   18:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dosenpendidikan.co.id

Pada umumnya, guru-guru sekarang ini tidak berminat untuk belajar, membaca buku atau surat kabar, apalagi mengakses jaringan internet. Padahal untuk memutkahirkan pengetahuan secara mandiri, diperlukan kesadaran diri sendiri. Seharusnya begitu!

Sebagai guru harus sadar bahwa peserta didik mendambakan sosok guru yang ideal. Yaitu, guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa.

Guru yang cerdas harus punya wawasan luas, mengikuti dan menguasai perkembangan iptek utamanya yang berhubungan dengan dunia internet. Bekerja keras, disiplin, ramah, menyanyangi, bijaksana, humoris, gaul, tidak membosankan, komunikatif, sabar serta memiliki iman dan takwa yang kuat. Apakah saat ini, guru pada umumnya sudah seperti gambaran di atas? 

Diakui atau tidak, negara ini masih perlu guru-guru yang mulia, handal, dan penuh tanggung jawa. Guru yang mendedikasikan hidupnya secara total bagi bangsa ini sadar akan pilihan profesinya, yang tidak berhenti belajar, mencintai pekerjaan, dan setia. Mereka tidak menganggap pekerjaan sebagai guru bukan pekerjaan sambilan.

Sayangnya, masih banyak guru yang tertinggal informasi dalam bidangnya masing- masing dan juga terutama tertinggal dalam bidang teknologi. Mewariskan model pembelajaran yang dudah kedaluwarsa. Saat ini tidak banyak guru yang mau dan mampu membeli buku terbaru. Dengan alasan ini dan itu. Tragis!  

Bilamana masuk ke kelas dengan smile, kondisi fisik dan psikis guru akan memberi suri teladan yang baik bagi peserta didik. Guru pun harus selektif dalam menyiapkan segudang perangkat pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan serta mencetak SDM yang berkualitas. Disisi lain, pengetahuan siswa berkembang terus, pergaulan manjadi lebih luas, dan gemar sekali membaca buku-buku. Padahal, maju mundurnya bangsa ini terletak di pundak para guru. Mau berlayar kemana?, penumpang dalam kapal bergantung pada kaptennya yaitu, "Guru".    

Pemerintah mengakui kualitas guru pada umumnya masih rendah. Karena itulah, peningkatan kualitas guru menjadi isu penting dalam pembangunan dunia pendidikan di Tanah Air. Akhirnya pemerintah memberikan sebuah program "Sertifikasi Guru".

Undang-undang nomor 15/2005 tentang guru dan dosen pasal 16 ayat (1) dan (2) : Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertfikat pendidik, tunjangan profesi diberikan setara 1 (satu) kali gajih pokok. Sertifikasi guru dipandang perlu karena selama ini banyak keluhan tentang guru yang kompetensinya masih rendah.

Berpedoman pada "Long Life Education", pemerintah juga mendorong dan membantu guru untuk terus meningkatkan kualifikasi para pendidik melalui, seminar, lokakarya, pelatihan, dan melanjutkan kuliah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dari program-program itu, saatnya guru sebagai pendidik mau dan sadar secara fair  untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Guru harus bertekad dan bersemangat membangun generasi yang memiliki masa depan gemilang. Semoga!

* Singosari, 3 Juni 2020*
@jbarathan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun