Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati Seorang Ibu

27 Mei 2020   17:17 Diperbarui: 27 Mei 2020   17:14 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : delicatuscii-wasbella102.tumblr.com

Setiap waktu engkau tersenyum, meski di sudut matamu
menitikkan air mata, kau telan semua kegetiran-kegetiran
hidup yang menyesakkan dada, sedikit pun tak mengeluh.

Tetes air matamu hanya sebagai rasa haru, bukan penyesalan,
bukan pula duka yang mendalam, ketabahanmu menjalani
kehidupan ini memberi pelajaran untuk kita renungkan.

Pendemi telah merengut putra semata wayang, hati siapa
yang tak kan hancur, bila putra tersayang telah pergi untuk
selamanya, sungguh kejam dunia ini tapi, kau tetap tabah.

Meski jiwamu menangis namun kau pendam dalam-dalam
penderitaan itu, tak ingin hanyut dalam kedukaan panjang
walau sesungguhnya hatimu telah kini berkeping.

Ibu!, ajarkan kami tentang ketabahan, agar jiwa yang rapuh
ini menjadi tegar menjalani hidup semakin rumit dan penuh
tantangan yang tak lepas dari "Goda, Noda, dan Dosa".

*Singosari, 27 Mei 2020*
@jbarathan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun