produk pangan yang baik dan benar untuk para pelaku usaha makanan dan minuman sangat penting agar dapat memastikan kualitas, keamanan, dan keberlanjutan usaha yang mereka geluti. Proses pengolahan pangan yang baik dan benar harus dimulai dari tahap pemilihan bahan baku yang berkualitas.
Cara mengolahBahan baku yang digunakan harus segar, bebas dari kontaminasi mikroba dan cemaran logam, serta memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku, seperti label kedaluwarsa dan sertifikasi dari badan terkait seperti BPOM atau sertifikasi halal. Setelah itu, menjaga higiene dan sanitasi selama proses produksi menjadi hal yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian.
Pelaku usaha harus memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dalam keadaan bersih dan disanitasi secara berkala. Kebersihan pribadi juga harus dijaga dengan mencuci tangan sebelum memulai pekerjaan, serta menjaga kebersihan lingkungan kerja seperti meja, lantai, dan tempat penyimpanan bahan pangan.
Selanjutnya, penting untuk mengikuti prosedur produksi yang baik dan benar. Proses memasak harus dilakukan dengan memperhatikan suhu yang tepat agar produk matang merata dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan bahan tambahan pangan harus sesuai dengan ketentuan yang diizinkan oleh pihak terkait seperti Kemenkes dan BPOM.
Penyimpanan bahan pangan juga harus dilakukan dengan cara yang benar, misalnya dengan menggunakan cold storage untuk produk segar atau menyimpan bahan kering di tempat yang kering dan bebas dari kelembaban yang dapat memicu kerusakan atau pertumbuhan mikroorganisme.
Selain itu, produk yang telah jadi harus dikemas dengan baik menggunakan kemasan food-grade (aman untuk makanan dan minuman) yang dapat melindungi produk dari kontaminasi dan menjaga kualitasnya. Penting juga untuk mencantumkan informasi yang jelas pada kemasan, seperti nama produk, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, dan komposisi bahan.
Untuk menjamin keamanan pangan, pelaku usaha harus mematuhi standar yang berlaku, seperti Good Manufacturing Practices (GMP) atau Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP). Hal ini akan membantu mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko yang mungkin terjadi selama proses produksi.
Selain itu, pelaku usaha juga perlu melakukan uji mutu terhadap produk di laboratorium yang terakreditasi. Tujuannya untuk memastikan bahwa produk aman, berkualitas, dan memenuhi standar yang ditetapkan, baik dari segi kandungan gizi, daya tahan produk, maupun  mikrobiologi.
Inovasi produk juga sangat penting untuk mempertahankan daya saing di pasar, dengan memperkenalkan varian baru atau mengadaptasi tren yang ada. Untuk itu, pelaku usaha dapat memanfaatkan teknologi modern dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.
Selain itu, edukasi dan pelatihan yang berkelanjutan sangat membantu bagi pelaku usaha dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang pengolahan pangan yang aman dan efektif. Partisipasi dalam program pelatihan atau seminar yang diselenggarakan oleh lembaga atau dinas terkait juga dapat membuka peluang untuk meningkatkan kualitas produk.
Tidak kalah penting bagi pelaku usaha untuk membangun kepercayaan konsumen dengan transparansi informasi mengenai produk yang ditawarkan. Dengan menyediakan informasi yang jelas dan akurat mengenai bahan baku, proses pengolahan, serta kualitas produk, konsumen akan merasa lebih yakin dan puas.