Corona virus tampaknya akan menumbuhkan angka rasisme. Dari banyak pemberitaan di media luar dan dalam negeri, rasisme terhadap masyarakat etnis Cina meningkat. Di Amerika Serikat ada banyak perlakuan rasisme yang menimpa warga etnis Cina.
Di banyak negara lain juga terjadi hal serupa. Bahkan ada yang mendapat penolakan dan penyerangan langsung. Secara umum rasisme tidak hanya menyerang etnis Cina, tapi siapapun dari Asia Timur, karena dianggap sama saja.
Kabar bahwa corona virus muncul dan menyebar dari Wuhan, Cina membuat rasisme ini terjadi menimpa masyarakat  dari Asia Timur di berbagai belahan dunia. Hal serupa yang terjadi ketika dunia dilanda wabah SARS, yang mana muncul dari daerah Asia.
Hal ini membuat komunitas etnis Cina di berbagai negara dihindari dan dikucilkan dari masyarakat hingga beberapa waktu lamanya. Usaha yang mereka jalani juga banyak dihindari, sehingga banyak yang gulung tikar akibat sentimen ini.
Lain di negara lain, lain juga yang terjadi di Cina. Orang dari ras negro juga mengalami perlakuan rasisme di Cina. Barangkali masyarakat di Cina bahwa orang dari ras negro sebagai pembawa wabah. Mungkin ada kaitannya dengan wabah ebola yang dulu sempat membuat panik dunia.
Pandemi ini seharusnya cukup menjadi masalah medis saja. Tapi apa yang terjadi di dalam dan sesudahnya justru berdampak pada dinamika sosial. Bila hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bahwa kesenjangan dan diskriminasi terhadap masyarakat Asia Timur dan ras negro tidak akan usai, terjadi dalam waktu yang sangat panjang.