Ada dua jenis pendengung, manusia dan bot. Pendengung manusia dinilai memiliki kekuatan yang lebih karena mampu menganalisis topik bahasan dana mampu membuat strategi penggiringan opini publik.Â
Pendengung manusia aka masuk ke dalam percakapan kelompok, bertindak seolah sebagai anggota biasa. Pendengung bot tidak memiliki kekuatan seperti pendengun manusia, namun efektif dalam membuat suatu isu menjadi viral.Â
Hal ini dikarenakan pendengung bot sudah diprogram untuk secara teratur dan sering mengangkat sutau kata kunci di media sosial. Semakin sering dan besar responnya, semakin viral isu tersebut.Â
Satu isu yang digiring bisa membuat seorang buzzer mengantongi Rp1 juta -Rp60 juta. Kelompok pendengengung biasa umumnya adalah pelajar dan mahasiswa, sedangkan mereka dikoordinasi oleh satu orang pendengung profesional (senior).Â