Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Curhat si Sipit

11 April 2019   14:20 Diperbarui: 11 April 2019   15:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: cuplikan K-Drama Temptation SBS


Komunis, itu yang kau teriakan kepadaku
Mata yang tipis seperti pisau untukmu
Seolah kusimpan tipu di mataku

Jangan panggil aku Tionghoa, bila itu ejekan halus darimu
Panggil saja aku Cina, karena benar itu aku
Jangan panggil aku komunis, kau tak tahu ideologiku

Aku biasa dengan prasangka
Aku biasa dengan keterasingan
Aku biasa dengan penyingkiran
Aku biasa dengan penolakan

Dengan melotot seolah kau telah merendahkanku
Aku tidak tidur, kau bilang aku tidur
Delapan di atasku, delapan di bawahku, adalah sama
Seribu tahun pun hidup di tanahmu, aku tetap bukan saudara bagimu
Tamu, hanya tamu
Uluran tanganku tak kau anggap bantuan, melainkan pekerjaan

Aku masih menanti, kapan kau akan menganggapku saudaramu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun