“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.”
Pepatah ini menggambarkan bahwa alih-alih hanya mengeluh tentang kondisi bangsa, kita perlu mengambil peran aktif dalam perubahan, terutama dalam membentuk karakter generasi penerus.
Pendidikan karakter memiliki peran krusial dalam membentuk moral dan etika anak, terutama dalam keluarga dan lingkungan sekolah.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Lickona (1991) yang menyatakan bahwa karakter seseorang bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil pembelajaran dan kebiasaan yang ditanamkan sejak dini.
Ramadhan adalah momen refleksi yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter.
Bulan ini mengajarkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan kepedulian sosial, prinsip-prinsip fundamental dalam membentuk generasi yang berintegritas.
Jika kita ingin menciptakan masa depan yang lebih baik, maka Ramadhan bukan sekadar bulan suci, tetapi juga momentum strategis dalam membentuk karakter generasi mendatang.
Kepedulian Menanamkan Integritas
Puasa di bulan Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ujian integritas.
Dalam Islam, integritas adalah bagian dari karakter utama seorang mukmin, sebagaimana disebutkan dalam HR. Muslim No. 59, bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga.