Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gagal RPP Gagal Mencerdaskan Anak Bangsa

16 Agustus 2022   14:36 Diperbarui: 28 Agustus 2022   12:54 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah syukur pada hari ini kami memasuki hari ke 24, yaitu hari terakhir pada proses penyusunan rencana aksi 2 dalam proses pengembangan perangkat pembelajaran. 

Rencana aksi dua ini dimulai pada Sabtu, 13 Agustus 2022 atau hari ke 22, dilanjutkan pada Senin, 15 Agustus 2022 atau hari ke 23 dan berakhir pada hari ini, Selasa 16 Agustus 2022 atau hari ke 24 dalam proses rangkaian pendidikan profesi guru ini. Awal dari proses pengembangan perangkat pembelajaran ini kami mulai pada hari ke 19, yaitu penyusunan rencana aksi 1 yang berakhir untuk penyusunan rencana aksi 1 ini pada hari ke 21. Banyak pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan selaku mahasiswa pada proses pengembangan perangkat pembelajaran ini. Proses ini kami dapatkan ketika berada dalam forum diskusi bersama dosen pembimbing dan guru pamong, ternyata saya sadari selama ini banyak kesalahan yang saya secara pribadi lakukan dalam proses pembelajaran. 

Proses pembelajaran tidak akan menjadi baik ketika dalam penyusunan rencana kegiatan pembelajaran juga tidak dilakukan secara maksimal. Selama ini kami pikir dengan persiapan seadanya dan yang penting masuk kelas maka gugurlah tugas kami sebagai guru, yaitu mengajar. Ternyata proses pembelajaran itu lebih dari sekadar proses menyampaikan materi, tetapi bagaimana membuat pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. 

Proses pembelajaran dengan perencanaan yang seadanya saja juga tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal, maka wajar kalau saat ini banyak dari generasi muda yang tidak kritis, tidak peka terhadap lingkungan dan ceroboh. Ternyata salah satu pendukung keadaan yang demikian adalah guru. 

Pengajaran yang bermakna itu dimulai dari hati, dengan niatan tulus beribadah, mengabdi pada negeri yaitu mencerdaskan anak bangsa bukan hanya sekedar mentransfer materi pelajaran. tapi benar-benar mengajar dengan hati, menginginkan perubahan pola sikap dan perilaku peserta didik dari yang tidak tahu menjadi tahu dari yang kurang santun menjadi santun dari yang kurang religius menjadi religius, inilah pengajaran bermakna.

Rencana aksi menjadi kunci pada proses pembelajaran yang bermakna, dimana kita akan benar benar memproyeksikan segala rencana dan kompetensi yang akan kita capai pada pembelajaran di kelas. 

Ada kata bijak bahwa ketika kita gagal merencanakan, maka kita merencanakan kegagalan, sama halnya dengan pembelajaran, ketika kita gagal dalam merencanakan, merumuskan aksi pembelajaran di kelas, maka kita sudah merencanakan kegagalan kita dalam pembelajaran. 

Efek dari gagalnya pembelajaran ini seperti efek domino. Ketika kita mentransfer kegagalan maka generasi-generasi tersebut juga akan mentransfer kegagalan itu pada generasi selanjutnya. Didalam proses penyusunan rencana aksi ini guru bagaikan atlit panahan, dan rencana aksi ini adalah busur yang akan kita gunakan untuk mendorong anak panah menuju sasaran yang kita inginkan, target sudah didepan mata, apalah daya ketika kita hanya punya anak panah tanpa busur? pasti kita akan gagal membidik. Sama halnya dengan proses pembelajaran, bagaimana kita akan bisa menjalankan amanah undang-undang untuk mencerdaskan anak bangsa, sedangkan kita sendiri gagal dalam menyusun rencana aksi dalam pembelajaran.

Salam sehat, salam semangat selalu, dirgahayu Indonesia tercinta, semoga PPG ini benar benar mencetak guru profesional sejati yang benar benar mendidik anak bangsa dengan hati, jaya Indonesia selalu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun