Mohon tunggu...
Jun Joe Winanto
Jun Joe Winanto Mohon Tunggu... Koki - Chef

Menulis sebagai rangsangan untuk sel-sel otak agar terus berbiak. La Cheo Joe, banyak menulis buku, tetapi tidak untuk diterbitkan secara komersial. Buku-buku tersebut diperuntukkan untuk proyek Departemen Pendidikan Nasional dari beberapa penerbit. Lebih dari 100-an judul buku telah ditulisnya. Lahir pada 9 Juni di “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Cita-citanya berbelok seratus delapan puluh derajat dari yang diidam-idamkan menjadi Dokter Kandungan. Kuliah pun sebenarnya tak diinginkan oleh kedua orang tuanya karena sesuatu dan lain hal. Cerita berkata lain, diam-diam Sang Guru Bimbingan Karier (BK) SMA-nya memberikan berkas lembaran sebagai Mahasiswa Undangan ke Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. La Cheo Joe sempat merenungi keputusan saat jari-jemarinya menjentikkan pulpen mengisi titik-titik bernama. Perjalanan kariernya di beberapa perusahaan, mengantarkannya untuk berkeliling daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. La Cheo Joe sebagai penyuka olahraga selam, masak,icip-icip makanan, traveling, dan naik gunung ini, bercita-cita punya “tempat makan” sendiri dan ingin segera merampungkan salah satu bukunya yang sempat tertunda lama. Untuk mengenal lebih jauh dengannya, dapat dihubungi via email: junjoe.gen@gmail.com atau di nomor telepon 0857 1586 5945.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jero Wacik dalam Skenario Kehidupan Politik

29 Juni 2016   23:08 Diperbarui: 29 Juni 2016   23:19 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jero Wacik Satya Wacana. Foto: Dok. Pribadi

Jero Wacik, sebagai seorang pemimpin yang Satya Wacana, yang melangkah berdasar Tri Kaya Parisuda (berpikir, berkata, dan berbuat baik). Hal ini diungkap dalam salah satu bukunya tentang berpikir positif. Dari berpikir positif itulah dirinya berbicara positif, dan menunjukkan tindakan positif. Itulah yang disebut Satya Wacana dan hal itu yang membuat dirinya diterima baik oleh banyak kalangan dan kelompok masyarakat bangsa ini.

Sebagai mantan pejabat tinggi negara, beliau telah menunjukkan prestasi luar biasa dan penuh potensi untuk lebih meningkatkan diri lagi. Dalam hal komunikasi pun, Jero Wacik selalu menghormati sesepuh, seperti menyebutkan nama dan hubungannya. Oleh karena itu, sangat terasa bahwa dirinya menghormati sesepuh sehingga merasa nyaman untuk berkomunikasi. 

Sementara, kepada juniornya, beliau selalu memberikan semangat untuk lebih meningkatkan diri, hal-hal yang perlu diteladani sebagai seorang pemimpin di kalangan umat dan pemimpin bangsa lain. Inilah ciri dari orang yang memang telah memiliki potensi dalam diri untuk ditularkan kepada orang lain. Tidak dipendam.

Jero Wacik, dalam berbagai kesempatan, selalu menunjukkan jiwa bersemangat dan rasa gembira dengan membuang sikap sedih dan susah. Semangat yang tinggi tersebut ditularkannya untuk memberikan pengaruh kuat kepada lingkungan yang dipimpinnya. Sikap rendah hati dan tidak sombong membuat dirinya mampu berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan kerjasama yang terintegrasi.


 Sikap profesionalnya pun diakui oleh seluruh kalangan. Di manapun seseorang bertugas atau dirinya yang bertugas sekalipun, jika peran dan fungsi sudah diberikan oleh siapapun itu, dia harus melakukannya secara profesional, melakukan dengan sebaik-baiknya tanpa pamrih. Ini beberapa hal yang dimiliki seorang negarawan, dan bukan saja menjadi pemimpin salah satu partai, tetapi memimpin negara.

Banding JPU

KPK, menjadikan Jero Wacik sebagai tersangka kasus korupsi ketika menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Tuduhan tak  berdasar “sengaja” dibuat KPK untuk mengganjal karier politik  Jero Wacik ditingkat yang lebih tinggi. Terhadap Pasal 12e tentang Tindakan Penyalahgunaan Kewenangan dan Pemerasan.

Mungkinkah ada ketakutan KPK dengan sepak terjang Jero Wacik? Atau KPK memang menargetkan orang-orang Demokrat sebagai pesakitan koruptor? Atau KPK ingin “cuci tangan” dari gejolak politik yang ada di dalam tubuh KPK sendiri? Tuduhan yang paling menyakitkan dan sangat tidak mengenakkan tentunya untuk diri Jero Wacik dan keluarga saat ini.

Bagaimana seorang Jero Wacik melakukan korupsi Dana Operasional Menteri, sementara dirinya belum lagi diangkat sebagai menteri kala itu? Waryono Karno yang saat itu menjabat sebagai SekJen ESDM, apakah mengenal secara dekat Jero Wacik?  Seperti ada rekayasa untuk mengenyahkan anak bangsa yang ingin maju pesat dalam mengembangkan kepentingan negara.

Jusuf Kalla sudah mengatakan dalam kesaksiannya, dikembalikan pada  prinsip dasar bahwa DOM itu fleksibel dan bersifat lumpsum. Jadi, tidak diharuskan untuk memberikan bukti-bukti. Kurang jelas apalagi JPU dan KPK mendengarkan kesaksian orang nomor dua negeri ini? Apakah JPU sengaja tidak menggubris kesaksian Jusuf Kalla? Pun dikatakan Jusuf Kalla, bahwa penggunaan Dana Operasional Menteri (DOM) tidak harus dipertanggungjawabkan dengan administrasi lengkap seperti halnya nota pembayaran.

Seakan Jero Wacik dianggap batu tajam yang mampu melukai orang-orang yang  memiliki kepentingan. Artinya, Jero Wacik dapat dianggap sebagai penghalang dala   memuluskan jalan KPK yang punya kepentingan di luar kepentingan sebagai yang disebut-sebut Lembaga Bebas Korupsi. Bagaimana cara-cara KPK mengusut hingga bukti-bukti nyata tanpa ada tendensi apa-apa? Ini perlu dipertanyakan secara jelas dan gamblang secara transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun