Mohon tunggu...
Junita
Junita Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswi

وَاُفَوِّضُ اَمْرِيْٓ اِلَى اللّٰهِ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Kooperatif untuk Integritas dan Progres Pengetahuan Siswa

16 April 2020   13:34 Diperbarui: 16 April 2020   13:45 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran kooperatif adalah serangkaian metode belajar dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa melalui pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37).

Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang biasanya dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar dapat menunjukkan pendidik mampu mengelola kelas lebih efektif.

Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan jika pembelajaran kooperatif merupkan salah satu model pembelajaran dengan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki juga dengan latar belakang etnik yang berbeda, untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran yang akan dibahas. agar kegiatan belajar yang dilakukan semua anggota dapat berjalan secara maksimal dan peningkatan terhadap akademis juga maksimal.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wisenbaken (Slavin, 2005) mengemukakan jika tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan norma-norma yang pro- akademik di antara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa. Dalam artian norma-norma yang terbentuk dengan metode ini merupkan norma-norma yang selaras dengan tujuan dan kepentingan siswa.

Unsur-unsur Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Unsur ini menunjukkan jika proses pembelajaran kooperatif  terdapat dua
pertanggungjawaban kelompok. Pertanggungjawaban kelompok yang dimaksud ialah setiap anggota mempunyai kewajiban untuk mempelajari materi yang diberikan dan harus paham rentang materinya bagi tiap-tiap individu kelompok.
2. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
Pertanggungjawaban ini muncul ketika dilakukan pengukuran terhadap
keberhasilan kelompok. Maksud dari unsur ini ialah setelah adanya tugas kelompok, setiap anggotanya harus bisa menjawab permasalahan yang ada baik secara individu ataupun kelompok. Dengan adanya kelompok belajar ini menjadikan individu tiap kelompoknya menjadi pribadi yang kuat.
3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
Unsur ini merupakan unsur yang sangat penting karena dapat menghasilkan ketergantungan antar anggota yang bersifat positif. Ciri--ciri interaksi promotif ialah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan.
4. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota)
Komunikasi antar anggota merupakan hal penting yang harus dilakukan. Karena dalam mengkoordinasikan kegiatan siswa untuk mencapai tujuan, siswa harus saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5. Group processing (pemrosesan kelompok)
Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok ini dapat teridentifikasi urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Sehingga kita dapat melihat, Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah untuk meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif dalam mencapai tujuan kelompok.

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. Persiapan yang dilakukan tenaga pendidik (guru) harus sangat matang, selain itu waktu yang dipergunakan cukup lama dan sangat lelah;
b. Fasilitas pendukung pembelajaran harus terpenuhi dan memadai hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan benar;
c. selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
d. saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif berikut ini adalah pemaparan beberapa aspek pembelajaran kooperatif:
a. Tujuan
Dengan adanya pembagian kelompok-kelompok kecil, siswa diharap mampu untuk mempelajari 1 materi tertentu dengan tujuan supaya lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.
b. Level kooperatif
Kerja sama yang diberlakukan memberi peluang supaya para siswa mampu untuk meningkatkan pengetahuannya yang dibuktikan melalui catatan akademis yang meningkat.
c. Pola interaksi
Yaitu sebuah pola interaksi dimana para siswa saling memotivasi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas nya, saling bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang ada. Dengan adanya pola interaksi ini membuat siswa lebih mudah untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
d. Evaluasi.
Evaluasi merupakan sistem penilaian yang dilakukan guna melihat apakah cara ini sudah efektif atau belum. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melihat perkembangan individu siswa, kelompok atau pun catatan akademis.

Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut.
a. setiap anggota kelompok memiliki peran nya masing-masing;
b. Adanya hubungan interaksi langsung di antara siswa;
c. setiap anggota kelompok, individu dan keseluruhan memiliki tanggung jawab terhadap pembelajaran dan anggota kelompoknya;

Manfaat Pembelajaran
Di bawah ini akan dijabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.
a. Dengan pembelajaran yang dilakukan melalui sistem kooperatif dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa;
b. Semangat belajar dan motivasi siswa tentang dirinya dan belajar menjadi lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak belajar melalui metode pembelajaran kooperatif.
c. dengan pembelajaran kooperatif, kepedulian siswa terhadap teman- temannya lebih meningkat, karena adanya rasa ketergantungan yang positif (interdependensi positif) satu sama lain yang berpengaruh untuk proses belajar mereka nanti;
d. pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap temannya yang bersifat heterogen dengan asal latar belakang ras dan etnik yang berbeda- beda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun