Mohon tunggu...
Junita Al Fora
Junita Al Fora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Peningkatan Literasi Sains dan Kesadaran Mencuci Tangan Melalui Kegiatan "Eksperimen Aku Sabun Si Pencegah Corona"

24 September 2021   13:20 Diperbarui: 24 September 2021   13:24 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak menuangkan air ke wadah (Dokpri)

Literasi sains  merupakan suatu kecakapan dalam memahami fenomena alam dan sosial di sekitar kita. Literasi sains juga menyiratkan pemahaman konsep dan proses ilmiah, yang memungkinkan orang untuk menghadapi situasi ilmiah sehari-hari dan membantu mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Pada hakikatnya kemampuan anak dalam literasi sains sangat diperlukan untuk menumbuhkan daya kritis  terutama yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial yang terjadi di sekitarnya. 

Anak-anak dengan usia dini menyukai tipe belajar berbasis learning by doing (belajar sambal melakukan), mereka senang mencoba ide-ide baru dan menantang ide-ide lama. Hal tersebut tidak hanya bisa terjadi di sekolah, orangtua juga dapat membantu anak belajar di rumah dengan memberinya pengalaman belajar yang aman dan menarik dalam suasana yang mendukung.

Selama pandemi, pendidikan terasa adanya leap terhitung sejak awal akhir Februari 2020. Pasca instruksi pemerintah untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, ataupun beribadah dari rumah dan lain sebagainya membuat situasi di Indonesia menjadi beda. Hal ini juga berdampak dalam proses pendidikan. 

Bagaimana tidak, hampir 100% aktivitas kerja dan sekolah dilakukan dari (di) rumah. Dengan fenomena ini teknologi menjadi penguasa yang membius mata masyarakat. Serba-serbi kehidupan diwarnai oleh dunia online. Absensi, materi pembelajaran, tugas, kuis, ulangan harian, dan berbagai ujian dilakukan dari (di) rumah via berragam aplikasi yang ada dalam jasa daring. Dengan adanya sistem ini , sekolah, guru, dan orangtua dituntut untuk dapat memberikan dukungan sosial di rumah agar anak nyaman dalam belajar.

Peran orangtua sangat penting di masa-masa pandemi saat ini,. Sebab orangtua tidak hanya dituntut untuk mengajar berhitung, membaca, menulis saja, akan tetapi ada materi lain yang harus disampaikan oleh guru dan juga orangtua di rumah, yaitu Sains. Pengalaman sains yang menarik memungkinkan untuk pengembangan pemikiran ilmiah. 

Anak-anak membutuhkan pengalaman sains yang berkualitas selama tahun-tahun masa kecil mereka.  Sains dan Literasi dianggap telah mampu menyediakan kerangka kerja instruksional yang sistematis, kurikulum berbasis standar, dan sumber daya guru yang berkualitas tinggi. Kegiatan ini juga secara efektif mengintegrasikan teks, ilustrasi, dan diagram ke dalam instruksi berbasis inkuiri.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengajarkan sains kepada anak, salah satunya ialah dengan mengadakan kegiatan berbasis eksperimen sederhana. Kegiatan tersebut dinamakan “Eksperimen aku Sabun si Pencegah Corona”. Dalam kegiatan ini, siswa akan diajak melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang biasa ditemukan di dapur, yaitu air, lada/lada, dan juga sabun. Berikut Langkah-langkah yang dilakukan :

  • Langkah pertama yang dilakukan ialah minta anak untuk menuangkan air ke dalam mangkuk, kira-kira sampai tiga per empatnya saja.

Kemudian, minta anak untuk menaburkan lada bubuk di atas air tadi. Lada ini tidak perlu diaduk dan biarkan tetap berada di permukaan air.

Dokpri
Dokpri
  • Setelah itu,minta anak untuk mengoleskan jari telunjuk dengan sabun  yang sudah disediakan. 
    dokpri
    dokpri

Lalu minta anak untuk mencelupkan jari telunjuk yang sudah dilumuri dengan sabun tadi ke bagian tengah mangkuk yang berisi air dan lada.( ternyata bubuk lada yang ada di atas air akan menyebar dari bagian tengah piring dan bergerak ke pinggir piring).

dokpri
dokpri

Berdasarkan percobaan ini, orangtua dapat terlibat aktif dalam menumbuhkan daya kritisisasi anak sejak usia dini. Orangtua bisa memberikan stimulus dengan menanyakan berbagai pertanyaan berhubungan dengan kegiatan eksperimen yang sudah dilakukan , seperti “Kira-kira reaksi apa, ya, yang terjadi saat kita mencelupkan jari yang sudah dibalurkan dengan sabun ke dalam air dan lada?”. 

Nah jika anak belum mampu menjawab, maka orangtua harus bisa menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, misalkan seperti “ sabun yang ada di telunjuk tangan tadi merusak tegangan permukaan air, Sedangkan sebelumnya bubuk lada dengan tenang berada di permukaan air karena ditahan oleh permukaan air. 

Nah, karena jari telunjuk abang/adik yang sudah diolesi sabun dicelupkan di bagian tengah, maka lada akan menyebar ke bagian pinggir permukaan air dan menjauhi bagian tengah air. Melalui kegiatan percobaan ini juga bisa menunjukkan pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun untuk membasmi kuman. Ketika kita mencuci tangan dengan sabun, maka virus dan bakteri yang ada di tangan akan menyingkir dan hilang.

Dari kegiatan literasi sains sederhana seperti diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun sistem pembelajaran yang ada sekarang banyak mengalami perubahan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 ini, namun hal tersebut bukanlah suatu halangan bagi guru ataupun orang tua dalam memberikan edukasi terkait literasi , terutama literasi sains ini. 

Kegiatan literasi sains yang dilaksanakan selama program belajar dari rumah, memungkinkan guru untuk mampu mengembangkan suatu inovasi pembelajaran yang tepat , namun juga dengan tetap mempertimbangkan orangtua sebagai pendamping belajar anak dirumah.  Lalu, kegiatan seperti ini juga memungkinkan orang tua untuk melihat bahwa sains bukan hanya segala sesuatu yang berkaitan dengan mesin dan industri akan tetapi terkait dengan hal-hal yang mereka bicarakan dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis berharap kegiatan-kegiatan sederhana seperti ini bisa terus menerus dikembangkan dalam pembelajaran sains bagi anak dengan usia dini. Sebab kegiatan seperti ini mengandung banyak sekali dampak positif bagi perkembangan anak usia dini, salah satunya meningkatkan kognitifnya. 

Selain itu, kegiatan keaksaraan dan sains dalam literasi sains dapat membantu orang tua memahami bahwa sains itu berakar dan berasal dari eksplorasi dan keingintahuan, dan seterusnya, sehingga mereka ingin terlibat dan mendukung keingintahuan bawaan anak-anak mereka tentang sains. Penulis berharap bacaan ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca diluaran sana, terutama bagi orangtua dan guru PAUD/TK dalam proses belajar mengajar, baik itu daring maupun luring. Terimakasih sudah membaca, Semoga bermanfaat dan Salam Literasi.

Junita Al Fora, Program Studi Pendidikan Khusus, Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Cica Yulia, S.Pd, M.Si Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun