Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Semakin Hari Tak Ku Baca Hanya Ku Melihat, Makin Banyak Kritik ke Pengelola Team Kompasiana, Ada Apa?

29 November 2021   06:53 Diperbarui: 29 November 2021   06:57 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pengelolaan Kompasiana Bloging Beyound, bukan seperti mengelola website individu atau seperti mengelola komunitas baru,  artinya jika ini salah dikelola tak ada kebijakan yang mampu dan dapat menyelesaikan masalah yang mungkin para pengelola Kompasiana dari Team itu sendiri tak ada sikap metal seperti ibarat layaknya ORANG TUA yang (BIJAKSANA) dan bukan BIJAKSINI,

Dalam artian ORANG TUA itu yang mampu menangani permasalahan setiap anak-anaknya dalam sebuah keluarga besar yang sudah pada beranak cucu, cicit, bibit, dan bobot itu masih seperti biasa biasa saja dan tak luar biasa maka akhirnya akan membikin semua yang nangkribg dan nongkrong di Kompasiana binasa tulisan, waktu, ide, dan lain sebagainya,

Setiap masalah pasti ada jalan atau solusinya jika betul betul ditolerir dengan baik, apakah itu masalah yang di bincangkan oleh kompasianer seperti, K-REWARD, EVENT, KOMPASIANIVAL, dan lain-lainnya, pokok e yang tak beres dibereskan?!

Mengapa demikian?, karena dalam ikatan sebuah keluarga ada yang tak lagi harmoni seperti awal sediakalanya, sebelum para peserta yang mendaftar untuk menjadi kompasianer itu berbagai macam ragam karakternya yang harus dipahami betul oleh para Team Kompasiana,

Seharusnya rumahku surgaku atau juga kompasianaku kompasianerku, dan bukan menganggap yang lain-lainnya, karena dalam Komunitas Besar Kompasiana ini jangan pulak menjadi tempat tak layak bagi kompasianer-kompasianer lainnya, karena yang di maksud dengan OPINI BERMAKNA itu adalah orang-orang yang sudah mampu menampung OPINI BERMAKNA dari para kompasianer-kompasianer lainnya, jangan ASBUN ASAL BUNYI atau ASTUL ASAL TULIS !

Kalau bermakna secara materi adalah ibarat seperti posisi orang terkaya Indonesia yang masih diduduki Oei Hwie Tjhong dengan total nilai kekayaan bersih sekitar US$ 21,7 miliar atau setara Rp 308,14 triliun (kurs Rp 14.200 per saham), 

Nah itu baru yang dimaksud OPINI BERMAKNA dari sekian banyaknya orang-orang bermakna lainnya di Indonesia dan bahkan manca negara,

Berbanding jauh dengan ibarat ORANG TAK de materi namun memiliki segudang upeti ADAB yang mampu diberikan untuk menyejukkan orahg lain, 

seperti penyejuk dalam iklim panasnya global sekarang ini, ditambah lagi panas OPINI TAK BERMAKNA DARI KOMPASIANA, dimananya yang tak bermakna?, lanjut ulang baca keatas lagi ya?!

Huf.. lain lubuk lain ikan ikan, lain ladang lain belalang, lain kita bilang lain tanggapannya, lain orang lain prinsipnya, MATI AJA LHO!!

Gimana menarik bukan?, mudah mudahan dapat menjadi masukkan untuk kemajuan bangsa bersama literasi para tetuah-tetuah di KOMPASIANA, dan bukan seperti Li Terasi borak! Lagi bagus-bagus malah toh kok memborak lho pade di kate-kate abah, ecang, encing, enyak, babe, endul.. endul.. GENDUL?!

29-11-2021. Penulis. Junirullah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun