KISAH HISTORIA CINTA RAJA ACEH DAN RATU BUGIS DALAM ANTOLOGI LOGIKA DAN METAFISIKA
Hari yang gelap diselimuti kabut disebuah tempat yang penuh dengan problematika kehidupan hiduplah seorang raja aceh pada masa abab moderen zaman sekarang ini, kesederhanaan sang raja dalam keturunan silsilah-silsilah raja di raja tak bertuanÂ
dan raja adalah tuan bagi panggilan dirinya yang turun temurun di silsilahkan kembali kepada anak-anak keturunan mereka agar amanah dapat terus diemban oleh regenerasi ke regenerasi raja di raja tak bertuan dimasa yang akan datang.
Raja aceh ini adalah salah satu sosok pemuda yang baik berbudi pekerti luhur dan bersahaja dalam lingkungan keluarga besarnya, dia lebih dikenal sebagai sosok raja yang murah hati, ramah, sopan, santun, beradab, dan beretika baik.Â
Sang raja adalah salah satu pewaris tahta yang dimilikinya dalam sebuah keturunan raja di raja, adik laki-lakinya juga menjadi calon raja, yang kesemuanya itu diwariskan kepada anak-anak mereka bagi laki-laki menjadi raja,
dan apabila lahir anak-anak perempuan maka keturunan mereka berakhir pada turunan silsilah raja di raja itu sendiri dan keturunan yang lahir dari perempuan hasil pernikahan dengan orang-orang terhormat selanjutnya tidak disebut lagi raja sebab dominannya dari turunan perempuan.
Tahta dan kekuasaan raja di raja mutlak tak bertuan karena raja adalah tuan bagi dirinya dan untuk rakyatnya, hal ini mencerminkan bahwa raja adalah sosok pribadi yang dihormati, dicintai, dan dituankan oleh rakyatnya.Â
Sama halnya dengan pemuda yang berasal dari aceh ini merupakan salah seorang raja yang sudah pernah menikah dengan salah seorang perempuan asal aceh dan perempuan yang dinikahinya itu juga berasal dari keturunan sesama raja dengan strata deputi raja,Â
dan tak lama kemudian dua tahun pernikahan mereka medapatkan buah hati bagi keturunan anak-anak mereka yang memiliki darah mengalir dalam silsilah keturunan raja di raja tak bertuan.Â
