Mohon tunggu...
SIAHAAN JUNIOR TERNAMA
SIAHAAN JUNIOR TERNAMA Mohon Tunggu... Freelancer - aku adalah Tanah

Baca dengan mata/rasa dengan pikiran/karena aku adalah tanah yang mendambakan bacaan dan tulisan/ karya sastra sebagai bumbu kehidupan///Onesimus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angkringan, Tongkrongan "Kere"

22 Juli 2019   23:40 Diperbarui: 22 Juli 2019   23:43 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angkringan tempat Mahasiswa kere proletar kelas bawah menikmati sajian apa adanya. Perut kenyang, hati senang, otak bisa diajak jalan-jalan, memikirkan masa depan. Angkringan, angan-angan kringatan. Angkringan, angker ingatan. Angkringan, angka ringan. Pukul tujuh Minggu malam, nongkrong angin-anginan.

Lampu teplok minyak tanah penerangan, menjaga tangan-tangan nakal. Lampu yang mengajarkan kejujuran, ambil lima ngaku makan satu, kurang ajar. Pak De Sukontolegowo pemilik Angkringan radius lima puluh meter dari kostan. 

Pak De Sukontolegowo berusia lanjut dengan penuh ketegaran melayani rombongan kami anak-anak mahasiswa proletar yang lagi lapar. Minggu malam waktu berkunjung, akhir bulan, kantong sepi, gaya sudah mati. Awal dan akhir bulan ternyata sama saja. Angkringan Pak De Sukontolegowo adalah jaminan agar tidak lagi kelaparan. Murah meriah ditambah obrolan murahan.

Tok kau bilang kemarin mau balani kami makan. Mana janji manismu? Kata Ucep menagih janji Bentok.

Taik kau Cep. Janji kemarin ya janji kemarin, kan tak kusertakan hitam di atas putih. Aku bokek, Cep. Jawaban Bentok menghardik Ucep.

Udah-udah, asu tenan kalian. Malam ini aku yang traktir kalian di Angkringan milik Pak De Sukontolegowo. Sambut si Ucok dengan angkuh.

Yakin kau bisa bayarin kami malam ini? Tanya Bentok lagi meyakinkan.

Iya asu! Aku yang bayar. Sepele kali kau! Ucok semakin ngegas karena Ucok pikir Bentok sedang menyepelekannya.

Okelah, Maturnuwun Cok. Ucep senang, kebetulan uang pegangannya habis. Belum dapat kiriman dari Ibu dan Bapaknya di Kampung halaman.

Pak De Sukontolegowo, Pak De. Bentok memanggil Pak De Sukontolegowo yang sedang sibuk di balik terpal.

Iya ada apa Mas. Jawab Pak De Sukontolegowo dengan lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun