Mohon tunggu...
Elen Pakpahan
Elen Pakpahan Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SD Candle Tree Serpong

belajar mengajar, menulis dengan optimis, bercerita dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Radio, Guru, dan Koreksian

7 Desember 2022   17:40 Diperbarui: 7 Desember 2022   17:56 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi, mendengarkan radio dengan earphone dari HP

Kunyalakan handphone di tanganku. Kupasangkan earphone dan kuarahkan kabelnya pada telinga kananku. Kupilih ikon radio dan Prambors langsung mengudara. 

Aku guru dan butuh radio saat ini seperti biasanya. Kuraih tas kerjaku dan setumpuk koreksian kukeluarkan segera. Terdengar alunan musik K-Pop "How You Like That" dari girl group asal Korea Selatan, Blackpink. Sejenak aku ikut bergoyang dibuatnya.

Kemudian, setelan speaker kupilih agar musik tetap menyala. Sementara kuletakkan perangkat di atas meja dan kunikmati senja. Kuambil cangkir untuk kutuangkan kopi di dalamnya. Kuaduk pelan dan kuhirup aroma yang menggoda. 

Sampai saat ini, bagiku radio masih tak terganti. Di sini, ada sensasi mendengarkan musik, tersenyum mendengar celotehan receh para penyiarnya, belum lagi iklan yang bisa dihafal karena sering diulang-ulang diperdengarkan.

Mendengarkan radio itu gratis. Aku tak perlu internet dan bisa dengar salurannya di mana saja. Lumayan, lebih hemat kuota sambil mendengar informasi terkini, bukan?

Kubolak-balik kertas koreksian anak-anakku sambil membubuhkan tanda centang pada jawaban yang benar dan tanda silang di tempat jawaban yang salah. Sepertinya sepanjang kurang lebih dua puluh tahun aku menjadi guru, kebiasaan ini sudah mendarah daging. 

Mungkin beberapa tahun terakhir, aku juga membuka youtube selain radio. Tapi tetap saja rasanya berbeda. Aku tak bisa konsentrasi penuh kalau sambil membuka youtube karena ada tampilan visual dan aku tergoda menontonnya.

Sekitar tahun 2000-an aku juga pernah menjadi volunteer script writer di Radio Dios AM Bandung. Tapi tidak lama, hanya sekitar beberapa minggu saja. Saat itu aku banyak belajar, bagaimana radio bisa bertahan dan menjangkau para pendengar. Salah satu sumber pemasukannya adalah dari Iklan yang masuk. 

Setelah itu aku  menjadi guru, di tengah kesibukanku mengajar dan berbagi ilmu, aku juga tetap setia menjadi penikmat audio dari radio, baik di sekolah tempatku mengajar, di teras rumah tempatku bercengkerama dengan keluarga, di mobil mengusir rasa kesepian dalam keramaian, dan di kamar, tempatku berkontemplasi pada Tuhan.

Radio, aku, dan koreksianku tak akan pernah terpisahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun