Mohon tunggu...
Juniar Ajeng Kusumawardani
Juniar Ajeng Kusumawardani Mohon Tunggu... Lainnya - memayu hayuning bawana

Hi! I'm Juniar! I am interested in various things, especially environment, literature, and entertainment

Selanjutnya

Tutup

Money

Situasi Baru, Pola Rantai Pasok Baru

25 Mei 2020   11:20 Diperbarui: 25 Mei 2020   11:35 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Segala aspek kehidupan saat ini menemui situasi baru yang menuntut manusia untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan sebagai konsekuensi dari meluasnya penyebaran COVID-19. 

Mulai dari himbauan pemerintah untuk melakukan pekerjaan dari rumah (work from home) dan menjaga jarak secara fisik (social / physical distancing) serta kebijakan beberapa daerah yang memberlakukan karantina wilayah dan pembatasan kegiatan di keramaian membuat situasi baru yang mau tidak mau akan berdampak, dimana salah satunya adalah perubahan pola rantai pasok atau jaringan suplai produk pertanian. Pangan sebagai salah satu produk utama pertanian, memiliki posisi tertinggi ketika membicarakan kebutuhan hidup manusia.

Peran produsen khususnya petani dalam rantai pasok memiliki kedudukan yang tinggi. Petani dan produsen produk pertanian lain pun mulai merasakan perbedaan yang nyata sebelum dan selama masa pandemi saat ini, terutama pola rantai pasok. 

Semakin terbatasnya akses untuk melakukan pola rantai pasok secara normal membuat produsen harus lebih kreatif untuk memecahkan permasalahan tersebut. 

Pola rantai pasok yang dulunya sebagian besar ditujukan ke pasar-pasar tradisional, akhirnya jalur pasokan produk pertanian kini lebih ditujukan ke pasar-pasar modern dan pasar berbasis online. 

Yap, platform digital yang dulunya hanya berkutat pada aksesori gaya hidup, seperti pakaian, sepatu, make up dan lain sebagainya, kini sudah dijajaki oleh produk-produk pertanian. 

Platform digital pun menjadi alternatif utama sebagai solusi untuk menghadapi situasi pandemi. Bagaimana tidak? Penerapan social / physical distanding atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi latar belakang meningkatnya pola transaksi melalui platform digital. 

Lalu, apakah platform digital sebagai solusi permasalahan rantai pasok produk pertanian sangat efektif? Melihat keadaan saat ini dimana sebagian besar masyarakat sudah lebih “melek” digital, ditambah kebijakan PSBB yang memerintahkan untuk mengurangi berkumpul di keramaian, maka platform digital tentunya bisa dikatakan efektif baik bagi produsen maupun konsumen. Produsen bisa langsung berinteraksi dengan konsumen secara online. 

Pola rantai pasok yang dulunya memerlukan banyak transportasi, lembaga, dan biaya kini berubah menjadi pola pemasaran yang sangat pendek dimana produsen bisa menjajakan produknya ke konsumen secara langsung melalui perantara kurir. 

Konsumen yang dulunya harus pergi ke pasar untuk membeli produk hasil pertanian, sekarang pun cukup pesan dengan menghubungi produsen secara langsung atau melalui aplikasi kemudian diam di rumah dan pesanan pun sampai di depan pintu.

Berbicara keefektifan, belanja online pun menjadi kata kunci pertama yang muncul di pikiran kita. Namun, apakah efektivitas tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun