Mohon tunggu...
Junaidi UsmanLubis
Junaidi UsmanLubis Mohon Tunggu... Freelancer - Yakin Usaha Sampai

Selalu bersyukur dan bertakwa InsyaAllah berkah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka itu pedih

4 Maret 2021   10:57 Diperbarui: 4 Maret 2021   11:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun membasahi motor tua ku dikala itu.. 

Tubuh yang dingin dan dagu yang mengigil turut hadir... 

Tangan yang bergetar, angin yang kencang

Bagai badai turut hadir melukai perasaan ini... 

Seonggok harapan hadir bak sentuhan yang hangat menyelimuti di balik punggung ini... 

Tanpa sadar pelukan mendarat di perut ku 

Dengan erat dia memeluknya dan berkata.. 

Kita sudahi hubungan ini... 

Air mata jatuh menetes ke bumi... 

Seakan ini hanya mimmpi... 

Tapi kusadari.... Ini bukanlah mimmpi.. 

Kita di ujung perpisahan... 

Oh betapa sedih nya luka ini... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun