Mohon tunggu...
Junaidi Khab
Junaidi Khab Mohon Tunggu... Editor -

Junaidi Khab lulusan Sastra Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bunuh Diri

10 November 2017   11:24 Diperbarui: 10 November 2017   11:25 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar pukul 18:20 (Kamis, 9 November 2017), aku membuka status WA. Pada salah satu status teman dalam kontakku, aku membuka status milik Alifia, karena dilihat dari luar status, sepertinya menarik. Ketika aku sentuh, muncul status lain, bukan seperti yang tampak sebelum disentuh.

Lalu, baru setelah itu. Aku melihat adegan mengerikan. Seseorang yang dilindas kereta api. Karena proses download sedikit lemah, video itu tak berjalan. Kemudian, aku mengklik caption-nya.
Ada keterangan yang kubaca dengan teliti. Dalam caption tersebut, Alifia bilang bahwa video itu didapat dari seorang temannya di Semarang.

Kamu tahu? Video itu bermuatan sadis dan mengerikan. Kata Alifia dalam caption-nya, orang itu (lelaki) berusaha untuk bunuh diri, tapi takdir Tuhan tak membuatnya mati begitu saja. Dalam dugaanku, orang itu tidur di rel kereta, tepat pada bagian perutnya pada rel. Sehingga, tubuhnya menjadi dua bagian. Bagian bawah tubuhnya di luar rel, sementara bagian atas di tengah rel.

Dalam video itu, orang tersebut dikelilingi oleh banyak warga yang memegang hape android. Tubuh bagian atas itu bergerak dengan menarik diri. Mungkin, sakit pada tubuhnya sangat menghunjam.

Tak ada orang yang menolongnya dalam video itu. Mungkin merasa tak enak atau takut alias tak berani untuk membopong tubuh bagian atas yang masih hidup itu. Jika pun dibopong, pasti isi perutnya berceceran.

Orang tersebut tampak masih bergerak. Entah bergerak untuk apa dengan kekuatan dua tangannya. Awalnya, dia bergerak menarik diri ke rel satunya dengan mencakarkan dua tangannya ke bagian atas kepala (posisi setengah tubuh itu dalam keadaan telentang). Bisa bayangkan, kan?

Pokoknya mengerikan. Aku mual melihatnya. Juga kasihan padanya. Lalu, gerakan berikutnya, dua tangan lelaki itu menarik besi kecil yang menjadi penguat rel pada batu seperti balok di bawahnya. Dia menarik diri seperti ingin lebih nyaman.

Tapi, tak mungkin dia merasa nyaman. Karena tubuh sudah terpisah, dikelilingi orang, dan dia tak langsung mati juga dalam usahanya bunuh diri. Aku tak mendengar atau tak melihat ekspresi minta tolong pada warga yang berdiri-melihat di sekitarnya. Mungkin dia merasa malu, karena mau bunuh diri, ternyata tak langsung mati.

Dalam pikiranku, orang itu tak mati karena otak, jantung, dan paru-parunya masih berfungsi. Kulihat dadanya masih kembang-kempis, berusaha bernafas. Otaknya aku yakin berfungsi, dia masih bisa menggerakkan dua tangannya untuk menarik setangah tubuhnya itu.

Aku merasa kasihan padanya. Mungkin begitu Tuhan melarang bunuh diri pada manusia, menzdalimi dirinya sendiri. Aku ingatkan, jangan coba-coba bunuh diri.

Setelah aku cerita pada teman, sebagian mengatakan video itu editan. Kalau memang editan, cukup kreatif yang mengedit. Jika memang asli, aku merasa kasihan sama yang bunuh diri.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun