Mohon tunggu...
Junaidi Mamuntu
Junaidi Mamuntu Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Buku, Kopi, Musik dan Jejak Langkah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah Tapi : Konsep Realitas Menurut para Filosof :

16 Januari 2023   19:19 Diperbarui: 27 Desember 2023   23:35 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Realitas yang kita lihat dipermukaan ini memiliki dasar. Hal itu yang kira-kira disepakati oleh para filosof. Dalam bahasa yunani kuno dasar itu disebut arche/phusis.

Arche menurut thales adalah Air. Metode thales adalah metode yang kemudian disebut dalam ilmu alam sebagai metode induktif menarik kesimpulan umum dari gejala empiris yang spesifik.

Metode induktif kebanyakan digunakan oleh para filosof alam yunani kuno walaupun para filsuf waktu itu tidak mengatakan itu metode induktif tapi sebelas duabelas dengan metode induktif dalam ilmu alam. Mungkin karena itulah kebanyakan filosof yunani kuno disebut filsuf alam.

Tapi Air menurut thales bukanlah sejenis cairan H2O/O2 menurut istilah kimia tapi Air sebagai konsepsi filsafat. Tapi Pendapat thales kemudian dibantah oleh dua muridnya yakni anaximandros dan anaximenes. Bagi anaximandros dasar realitas itu bukan air tapi sesuatu yang tak terbatas, tak meruang dan tak mewaktu konsep itu disebutnya to apeiron. Tapi Bagi anaximenes dasar realitas itu bukan Air atau to apeiron tapi udara.

Tapi Demokritos menolak pandangan thales, anaximenes, anaximandros, baginya dasar realitas itu bukan air, udara, atau to apeiron tetapi atom, sebuah partikel kecil tak kasat mata, sebagai entitas paling kecil di alam yang menyusun semesta fisik, yang kemudian pendapat demokritos tersebut dikembangkan dalam ilmu fisika sebelum kemudian ditemukan proton, neutron, elektron, quark sebagai partikel yang lebih kecil dari atom.

Tapi Herakleitos membantah pendapat beberapa filsuf sebelumnya baginya realitas paling dasar itu disebutnya dengan metafor api simbol pergerakan realitas. Tak ada yang diam dialam kecuali ketidakdiaman. Tak ada yang tetap semuanya pantha rei mengalir.

Tapi Kemudian pendapat herakleitos dibantah oleh parmenides baginya realitas dasar itu bukan gerak, air, udara, atom tapi sesuatu yang tetap dan tak mungkin berubah, menurut phytagoras itu adalah bilangan atau bentuk matematika, baik arimatika atau geometri.

Tapi Sokrates dan Plato menengahi perdebatan parmenides dan herakleitos itu. bagi plato realitas itu ada dua : materi dan idea. Materi itu sifatnya mengalir, tak pernah diam, sedangkan idea itu abadi, tetap, dan dasar realitas baginya adalah idea. Pergerakan materi itu ada karena ada pergerakan idea.

Tapi murid Plato salahsatunya Aristoteles membantah pendapat plato tersebut dengan menunjuk jarinya ke bumi. Bagi aristoteles realitas memang ada yang ideal dan yang material atau yang bergerak dalam teorinya hylemorfisme tapi dasar realitas itu bukan idea tapi idea adalah manifestasi dari realitas yang bergerak itu. Pendapat aristoteles dan plato kemudian banyak dikembangkan dalam ajaran filsafat teologi islam atau kristen pada abad tengah oleh ibnu rusyd, ibnu sina, ibn arabi, plotinos, thomas aquinas, anselmus, beberapa filsuf yahudi dan lain sebagainya.

Tapi Pada zaman modern, descartes adalah salahseorang filsuf yang idealistik. Tapi idealistik ala Descartes adalah idealistik platonian yang sekular. Kemudian juga david hume, john looke, adam smith yang mengembangkan pemikiran aristoteles yang empiris materialistik. Tapi kemudian Immanuel kant yang idealistik transendental, menolak pendapat kaum empirisis materialis.

Tapi Idealisme jerman memunculkan hegelian kiri dan hegelian kanan, scheling dan fichte, hegel dan marx yang berdebat tentang metode dialektika yang benar. Bagi idealisme jerman dasar realitas itu dialektika sebagaimana yang mungkin telah dikonsepkan filosof yunani kuno, asiknya mereka berbeda pendapat soal dialektika yang benar bagi hegel dialektika itu adalah bagaimana ide itu bergerak dalam sejarah pemikiran melalui negasi-dernegasi-sublasi sebagaimana terjadi dalam sejarah filsafat. Tapi bagi hegelian kiri marx, feurbach, dan engels yang disebut dialektika yang benar itu dialektika materialistik dimana idea dalam sejarah adalah pantulan dari pergerakan realitas material itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun