Mohon tunggu...
Junaidi Mamuntu
Junaidi Mamuntu Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Buku, Kopi, Musik dan Jejak Langkah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Media Massa, Massakah?

5 Januari 2023   18:59 Diperbarui: 5 Januari 2023   19:09 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Realitas media massa menjadi ladang bisnis dan atau semacamnya tak lebih. Bukan hal baru tapi lagu lama memang. Walaupun bukan memang. Maksudnya berita-berita tertentu yang menghiasi ruang publik melalui media massa seringkali kurang objektif.

Coba bayangkan! dari putaran realitas sosial dan kerumitannya, seringkali hanya berita-berita tertentu yang menghiasi media massa. pernah saya membatin; media massa ini masih percaya teori bumi datar atau gimana ya; lantas tiap hari tema informasinya itu saja, adapun tema yang urgen lewat begitu saja, lalu lupa. Padahalkan dari sabang sampai merauke itu berjajar pulau-pulau. Tak ada yang sejernih air mineral atau kelebayan itu begitu menggelikan.

Salahsatu yang mungkin dibutuhkan publik luas atau massa yang bangun ialah media alternatif. Sebagai media yang mengimbangi informasi publik yang diberitakan media pada umumnya, tanda kutip. Sebagai media massa an sich ; media untuk massa bukan untuk bla-bla-bla.

Seandainya ada media alternatif itu, media alternatif itu akan menginformasikan secara lebih objektif dan independen tentang realitas sosial. mungkin kalau ada, pun bisa dihitung dengan jari. he'e kan?

Karena seringkali informasi objektif hanya menjadi 'konsumsi' masyarakat dalam lapisan sosial tertentu---maksudnya bukan kue balapis ya, kecuali analoginya---sedangkan masyarakat umumnya membutuhkan bukan sekadar informasi tapi objektifitas informasi.

Maka disituasi serba teknis/digital saat ini memang memudahkan kita dalam mengakses informasi tapi tidak semua lapisan sosial memperoleh informasi yang objektif.

Apa pentingnya informasi objektif bagi publik? "Contoh : seandainya saya seorang nelayan dari miangas/marore, saya ingin tahu apa yang terjadi di luar lingkungan yang biasa saya tinggali, maka diera ini supaya efisien saya cukup pakai gadget atau tv, tapi karena sebagian lokasi belum ada jaringan atau belum memadai jaringan internetnya maka saya harus mendayung go to pulau talaud besar, yang lumayan perjalanannya dan lumayan bagus jaringan internet tertentu atau jaringan tv. baru kemudian saya bisa mengakses informasi seputar daerah, nasional atau global. Tapi jika informasi yang saya dapat hanya 0,5 persen yang valid dari total informasi yang saya dapatkan ternyata hanya dibuat-buat oleh media massa yang sebetulnya tidak valid. masa saya harus belajar tuntas dulu penalaran kritis, skepstis, ala-ala kaum yang katanya terpelajar itu, begitu jahanam kan?".

Menurut Nur sayyid santoso kristeva, Inheren dalam sejarah rakyat indonesia tak lain adalah sejarah ketertindasan. Gelora reformasi yang terjadi sekarang, telah melupakan hakikat ketertindasan karena seolah-olah setelah kita mendapatkan kebebasan politik atau demokrasi politik, maka ketertindasan struktural berupa kesengsaraan dan kebodohan pun tidak terjadi lagi dengan kebebasan politik itu, seolah-olah rakyat pasti akan mencapai kebahagiaan.

Jadi hal-hal begitu-begitu itu, ialah paradoks demokrasi hasil darah juang angkatan 98 dan sebelumnya. Paradoks lain ialah posmodernitas---spirit zaman ini, bahasa kerennya Zeitgeist---yang disebut oleh Anthony giddens sebagai era dimana  informasi itu menggunung melampaui hasil produksi manufaktur. minusnya di informasi yang valid, post-truth yang banyak diresahkan itu cuman salahsatu efeknya. Agaknya begitu.

Eh. hampir lupa, 365 hari sekali sudah lewat 5 hari. Akhir tahun ini musti lebih awal : selamat tahun baru. Hehheh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun