Mohon tunggu...
Junaid
Junaid Mohon Tunggu... Akuntan - Pegawai DJPb

Hanya seorang berkarya untuk menemukan jati diri dan hobi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pensiun adalah Masa yang Tepat Kita Menjadi Manusia Sejati

29 Desember 2021   07:36 Diperbarui: 29 Desember 2021   07:56 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pensiun adalah sebuah keniscayaan bagi seorang PNS ketika telah mencapai usia tertentu. Namun, seringkali masa pensiun bukanlah hal mudah bagi seseorang. Beberapa diantaranya menganggap masa pensiun merupakan masa-masa yang membosankan yang membuat seseorang mempertanyakan keberhargaan dirinya. Kondisi ini sering dialami oleh mereka yang memiliki rutinitas pekerjaan yang tinggi, kekuasaan, serta gaya hidup yang tinggi. Bila tak disikapi dengan baik, tak jarang kondisi tersebut mampu membuat seseorang merasa tidak Bahagia yang berujung pada depresi dan penurunan kesehatan.

Lantas, bagaimana cara kita menghadapi masa pensiun?

Sebelum memasuki masa pensiun, kita harus persiapan baik secara mental maupun finansial. Badan Kepegawaian Nasional (BKN) sebagai induk kepegawaian bagi seluruh PNS sebenarnya telah membuat berbagai program baik pelatihan maupun motivasi bagi para PNS yang akan memasuki masa purna bakti. Program-program tersebut tujuan utamanya adalah tidak ada kejutan (shock) yang dialami oleh pegawai pasca memasuki masa pensiun.

Penulis yang merupakan PNS yang akan memasuki masa pensiun pada bulan Januari 2022, merangkum dari beberapa sumber kiat-kiat agar pensiun bisa dijalani secara menyenangkan.

1. Sadar Diri 

Sebagai manusia, sudah fitrahnya umur akan terus bertambah yang berarti juga bahwa tubuh semakin tua dan lemah. Kesadaran semacam ini sangat diperlukan bagi seorang PNS yang akan memasuki usia pensiun agar tidak memicu pandangan negative dan pesimis terhadap masa pensiun. Bagi seorang yang memiliki jabatan, kesadaran bahwa jabatan tidak akan selamanya dipegang membuat pejabat lebih merasa legowo ketika memasuki masa pensiun.

Sadar diri juga berarti tidak menyangkal kenyataan bahwa seseorang memang harus menjalani pensiun serta mempu bersikap optimis bahwa masa pensiun dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi orang lain dan lingkungan sekitar


2. Jaga Kesehatan

Jagalah kondisi kesehatan sendiri sebaik mungkin, hidup tanpa mengandalkan orang lain jauh lebih baik. Setelah menginjak 70 tahun kita berdoa semoga tidak ada penyakit, juga bencana, karena harus bisa : Mengatur kehidupan dan mengurus diri.  Sadar diri ini benar-benar sudah tua, perlahan-lahan, stamina dan fisik itu akan melemah, reaksi juga akan semakin buruk. Saat makan, makanlah dengan perlahan, jangan sampai tersedak. Saat berjalan juga jalanlah perlahan, jangan sampai terjerembab. Jangan memaksakan diri lagi, jagalah kesehatan diri baik-baik. Jangan lagi mencampuri masalah ini dan itu, mencampuri masalah anak atau terkadang mencampuri masalah generasi ketiga (cucu). Bertahun-tahun sudah mengurus ini dan itu, kini saatnya harus sedikit egois, uruslah diri sendiri dengan baik. Jalanilah segalanya dengan santai, bantu bersih-bersih. Jaga dengan baik kesehatan diri sendiri. Usahakan waktu hidup sendiri lakukan rutinitas sehari-hari itu selama mungkin. Hidup tanpa bergantung pada orang lain akan jauh lebih baik.


3. Persiapan Finansial

Tidak bisa dipungkiri bahwa penghasilan aktif seorang purna bakti pasti akan jauh lebih rendah bila dibandingkan saat masih aktif bekerja. Kesadaran diri bahwa seseorang akan mengalami masa pensiun juga membuat dirinya secara sadar menyisihkan penghasilan yang didapatkannya untuk masa pensiun tersebut. Dana yang disisihkan dari penghasilan dapat ditempatkan pada asset-aset produktif seperti emas, property, ataupun surat berharga atau setidaknya dana tersebut dapat ditabung. Tujuan dari penyiapan finansial adalah kita tidak akan menjadi beban bagi siapapun di masa pensiun, selain itu juga kita tidak harus mengurangi kualitas hidup kita setelah pensiun. Dengan dana yang cukup, diharapkan seorang pensiunan tidak kebingungan lagi masalah keuangan sehingga bisa menikmati masa-masa pensiun dengan kegiatan yang mampu membuat Bahagia.


4. Membuat Tujuan Baru

Masa pensiun tidak berarti bahwa seseorang akan kehilangan tujuan hidup sepenuhnya. Tujuan seseorang hidup sejatinya tidak hanya berkisar di pekerjaan. Karenanya, jangan jadikan masa pensiun sebagai penghambat dalam tetap menjalani hidup. Intinya adalah tetap Bahagia.

Bila tujuan saat bekerja adalah peningkatan karir yang tinggi, setelah masa pensiun kita harus merubah mindset kita untuk tidak lagi memikirkan karir namun memikirkan kebahagiaan kita, keluarga kita, dan juga kemanfaatan bagi lingkungan sekitar. Bila saat berkarir, sebagian besar waktu kita habiskan di lingkungan kantor, saat pensiun, dimana waktu kita banyak di rumah dan lingkungan, saatnya kita memberikan yang terbaik bagi mereka.

Jangan berhenti bergerak merupakan kunci untuk tetap sehat dan Bahagia. Menjalin Kembali hubungan silaturahmi, melakukan banyak kegiatan sosial dan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan lain yang mampu membuat kita tetap bergerak dan Bahagia.

Bagi insan beragama, masa pensiun juga dapat digunakan untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa.


5.  Menikmati waktu bersama dengan pasangan, sahabat, dan keluarga

Kita bekerja untuk membahagiakan keluarga, namun terkadang dengan kesibukan di pekerjaan, kita justru jarang berkumpul dengan mereka. Masa pensiun bisa dimanfaatkan untuk mempererat hubungan dengan pasangan dan keluarga, juga dengan sahabat. Tidak jarang orang yang memasuki masa pensiun justru menikmati kehidupan dengan sering bercengkerama dan bersenda gurau dengan keluarga dan sahabat tanpa memikirkan pekerjaannya.


6. Mengajar

Bagi Sebagian orang, kegiatan mengajar tidak hanya berarti membagikan ilmu yang dimilikinya, lebih dari itu, mengajar dapat membuat seseorang merasa lebih muda dan bergairah, merasa lebih Bahagia, dan lebih hidup. Mengajar bagi para pensiunan tidak berarti harus dilakukan di Lembaga-lembaga resmi Pendidikan, namun lebih dari itu. Kita bisa membagikan kisah hidup kita di suatu kegiatan, membagikan ilmu di seminar-seminar, atau sekadar berbagi pengalaman dengan teman dan handai taulan.


Selain 6 tips tersebut, dukungan keluarga dan teman dekat memiliki pengaruh yang sangat besar bagi seorang purna bakti untuk dapat menikmati masa pensiun dan justru dapat memiliki kualitas hidup lebih baik daripada saat masih bekerja secara aktif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun