Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Berpikir Albert Einstein (Bagian 2)

20 Januari 2023   18:00 Diperbarui: 21 Januari 2023   12:29 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yuk lanjutkan menggali cara berpikir ala Albert Einstein!

D. Berpikir Universal

Dalam buku berjudul "Berpikir ala Einstein & Bertindak ala Gandhi: Menjadi Manusia Genius sejak Dalam Pikiran dan Sederhana dalam Kehidupan", J. Ferdinand Setia Budi menuliskan bahwa seseorang hanya akan melihat satu peluang selama ia tidak berusaha berpikir secara universal dalam hidupnya.

Memang benar, apabila kita tidak berani berpikir secara universal maka kita akan terjebak dalam satu pemahaman saja. Hal ini mengakibatkan kita memiliki ego yang tinggi, menjadi tidak mudah menerima kritik dan saran, bahkan kita tidak memiliki perubahan berpikir dalam hidup.

J. Ferdinand menuliskan bahwa ciri khas dari berpikir universal adalah melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang menyeluruh, luas, dan utuh (holistik). Cara berpikir universal ini diterapkan Einstein saat ia mengerjakan soal fisika rumit. Sehingga kita pun tidak pernah mendengar berita bahwa Einstein mengalami stres atau depresi. Hal ini dikarenakan ia selalu memikirkan berbagai cara dan kemungkinan agar dapat keluar atau memecahkan suatu masalah.

Kita pun tidak harus menerapkan cara berpikir universal hanya saat mengerjakan soal fisika seperti Einstein. Namun, kita dapat menerapkannya dalam keseharian dengan berpikir secara universal saat ada masalah. Karena setiap masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya, hanya saja kadang kita memblokade pikiran sendiri sehingga seringkali menemukan jalan buntu. Inilah yang membuat kita stres dan depresi karena ketidakmampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah secara utuh. Saya pun begitu, masih sering stres ketika ada masalah tapi tetap berusaha untuk berpikir secara universal dan mencari jalan keluar dari sebuah masalah.

E. Berpikir Aktual

J. Ferdinand menuliskan bahwa Albert Einstein adalah salah satu tokoh yang terbiasa berpikir aktual terutama terkait akibat buruk dari tenaga nuklir. Pada 9 Agustus 1939, Einstein menuliskan surat yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat, yakni Franklin Delano Roosevelt. Surat tersebut berisi tentang permintaannya supaya nuklir dimanfaatkan sebagai penelitian, bukan sebagai senjata maupun pemusnah massal.

Yang mana apabila ilmuwan Jerman di Peenemunde berhasil mengembangkan bom atom menggunakan rumus E=mc2 (dibaca E=mc kuadrat) yang ditemukannya, khawatirnya akan disalahgunakan. Karena mengetahui kemungkinan buruk dari teori yang ditemukannya, maka Einstein tidak mau hal tersebut terjadi. 

Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa sikap Einstein mengirim surat tersebut tidak hanya berlandaskan teori saja, tetapi juga aktual.

Kita dapat meniru cara berpikir secara aktual ala Albert Einstein. Menurut J. Ferdinand, kita  disebut mampu berpikir secara aktual apabila berani mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan yang kemudian direncanakan dalam tindakan nyata. 

Oleh sebab itu, apapun yang kita inginkan hendaknya tidak hanya dipikirkan, tapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata. Hanya saja dalam proses mewujudkan keinginan ini harus disertai kewaspaan supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Misalnya kita ingin menjadi pebisnis yang sukses. Ya jangan hanya berimajinasi saja. Tapi wujudkan imajinasi bisnis yang sukses ke dalam tindakan yang nyata. Kadang saat berimajinasi bisnis kita tiba-tiba bisa langsung berkembang dan sukses. 

Namun, faktanya tidak demikian. Kita butuh proses dan perjuangan supaya bisnis menjadi sukses. Kita perlu untuk belajar manajemen waktu, keuangan, dan kepimpinan demi menjalankan bisnis. Selain itu kita juga harus belajar teknik marketing demi memasarkan produk dengan baik. Yang pasti, semua ini butuh kesabaran dan harus tetap berpikir secara aktual.

Semangat!

Referensi:
Budi, J. Ferdinand Setia. 2016. Berpikir ala Einstein & Bertindak ala Gandhi: Menjadi Manusia Genius sejak Dalam Pikiran dan Sederhana dalam Kehidupan". Yogyakarta: DIVA Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun