Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Buddha: Jadilah Manusia Air!

17 Januari 2023   18:30 Diperbarui: 17 Januari 2023   18:31 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi orang yang berkarakter ya Nak, supaya apa yang kamu lakukan juga berguna untuk banyak makhluk.

Begitulah kira-kira sebuah pesan kehidupan dari orang tua untuk anaknya supaya berkarakter agar berguna untuk banyak makhluk. Lantas, berkarakter itu apa?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkarakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Kalau dalam pandangan Buddhis sendiri, karakter adalah moral baik dalam ucapan, pikiran dan perbuatan.

Tapi, apakah cukup moral baik dimiliki oleh seorang Buddhis? Apakah Buddha hanya ingin kita menjaga ucapan, pikiran, dan selalu berperilaku baik saja? Lantas karakter seperti apa yang umat Buddha harus miliki?

Manusia Karang 

Karang di lautan begitu kokoh, ada yang bersembunyi di dalam air, ada juga yang menampakkan diri di atas perairan. Tubuhnya yang kokoh di perairan menandakan bahwa ia sangat rapuh. 

Saat kapal menabrak satu sisi karang yang kokoh, maka si karang ini akan hancur. Ia tidak lagi kokoh dan puing-puing tubuhnya terbawa arus dan entah sampai di mana. Goresan dari kapal ini akan meninggalkan bekas untuk si karang. Ia terlihat tidak sempurna lagi, tapi hanya bisa diam saja.

Manusia dan karang sama-sama kokoh. Namun, apabila manusia menjadi karang, ia tidak akan diam saja bila ada orang lain yang menyakitinya. Ia sebisa mungkin akan membalas apa yang orang lain perbuat. Karena manusia karang ini beranggapan bahwa pembalasan adalah sesuatu yang setimpal. Nyatanya, pembalasan akan berujung pada meningkatnya kemarahan dan dosa--rasa benci kita pada orang lain. 

Manusia Pasir

Pasir bisa ditemukan di pantai dan sungai. Akan tetapi pasir di pantai lebih menarik untuk dijadikan arena bermain dan menggambar apa yang kita mau. Saat gambar telah jadi, gambar itu akan hilang begitu saja dihajar ombak. Ombak pergi, kita menggambar lagi, dan ia hilang lagi. Begitu seterusnya dari pagi sampai sore, setiap hari. 

Tapi, sadarkah kita kalau melukis di pasir pantai lalu hilang dihajar ombak, dan diulang lagi berkali-kali adalah gambaran emosi negatif manusia? Kemarahan misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun