Dear Kompasianer, I Love You Full

Menjadi penulis ketika sudah berumur kepala empat, banyak suka dan dukanya. Mungkin ada yang mengatakan kenapa baru sekarang kamu jadi penulis kenapa tidak dari dulu ketika kamu masih muda. Ketika masih remaja atau masih muda dulu kemana aja. Dulu kemana aja, dan mungkin masih banyak lagi  pertanyaan lainnya. 

Saya sendiri juga heran koq,  kenapa baru sekarang. Tidak hanya anda saja yang banyak pertanyaan, saya pun demikian. Apakah karena sekarang punya banyak waktu luang. Apalagi  di era pandemi Covid -- 19 saat ini, dimana pemerintah menganjurkan work from home (WFH).

Hari demi hari, banyak yang sangat habiskan dengan menulis. Sebetulnya, dulu juga sudah menulis tetapi tidak sebanyak sekarang. Dulu ketika masih muda, saya juga aktif ikut jurnalis warga desa. Terkait pengalaman menulis, tadinya sih asal menulis saja. 

Kemudian ketika usia memasuki kepala empat, atas suport dari  istri saya mencoba mengikuti lomba esai perpustakaan nasional dengan tema kedaulatan literasi di wilayah pedesaan yang diadakan oleh perpusdes.id, loka jaya media dan tirta loka media. Dalam lomba menulis tersebut hanya mampu masuk nominasi 50 besar, dan tulisan esai saya berhasil di bukukan dalam buku antologi esai  membangun kedaulatan literasi di wilayah pedesaan.

Dan bonus dapat satu eksemplar buku tersebut dan sudah saya resensi sendiri bukunya serta sudah saya publish di kompasiana.com. Sejak itu, saya rajin mengikuti pelatihan -- pelatihan menulis secara daring oleh komunitas media on line, yang kebetulan saya menjadi salah satu kontibutor di media tersebut. 

Saat ini, kebetulan di tempat kerja saya yaang baru yaitu di Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID) saya dipercaya sebagai tim media, yang tugasnya juga berkecimpung dalam dunia tulis menulis. Selama saya bergabung dengan YSID, saya sudah meresensi 21 paket buku terbitan YSID tahun 2020, hasil Kongres Kebudyaan Desa (KKD). 

Kedua puluh  tulisan resensi buku tersebut sudah di publish di media online, seperti harakatuna.com, bantenhejo.com, parist.id., takanta.id, LPM Basic, wiradesa.co, dan kompasiana.com.  Sementara untuk tulisan lainnya opini, esai, cerpen, pusisi atau artikel lainnya selain di publish di media on line yang sudah sebutkan tadi, juga sudah di publish di media panggungharjo.desa.id, nyoret.com, trimahika.com, dan yoursay.id. Saya sendiri juga heran, bahkan saya tidak mengira ekpektasi begitu luar biasa di usia yang boleh dikatakan sudah tidak muda lagi.

Cerita ini saya tulis bukan bermaksud riya, tetapi hanya sekedar untuk berbagi pengalaman hidup, bahwa dalam hidup ini tidak ada kata terlambat. Apalagi dalam hal literasi baca tulis. Walaupun memang saya sadari betul, tulisan saya sampai saat ini belum ada yang menembus angka ribuan atau jutaan yang membaca, tetapi paling tidak kegelisan yang ada dalam alam pikiran saya sudah saya tuangkan dalam tulisan, sehingga tidak memenuhi file otak saya. Itu saja, sekarang rasanya sudah plong. Saya yakin teman -- teman kompasianer ada juga yang mempunyai pengalaman hidup mirip dengan kehidupan saya.

Saya belum lama bergabung resmi  menjadi anggota kompasianer yaitu bulan  Juli 2021. Sebelumnya saya hanya mengikuti perkembangan artikelnya saja. Saat ini, ketika saya mengetik tulisan ini posisi saya berada dalam kategori Junior dengan memperoleh 766 poin. Sudah terverifikasi hijau. Harapannya, mudah -- mudahan, akhir bulan dapat K- Reward. Allahumma Aamiin. Dear Kompasianer, I love You Full. Tetap Semangat. Salam hangat selalu. Salam sehat selalu. Dengan menulis, daya imunitas tubuh kita semakin meningkat.

(JUNAEDI, S.E., anggota Kompasianer Junior)