Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sungaiku Tak Seindah Hidupmu

23 Juli 2021   09:48 Diperbarui: 24 Juli 2021   08:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suka iri sama view sungai -- sungai di bawah Pegunungan. Airnya bening. Suaranya gemiricik diantara bebatuan besar. Sungai di kampungku Gedangan, nampak keruh. Tidak bening. Tidak sebening sungai -- sungai di dekat Pegunungan sana.  Kotor dan kumuh. Bisa jadi sungai di kampungku sudah tercemar oleh limbah rumah tangga, oleh sampah rumah tangga dan terkadang tercemar limbah pabrik PG. Madukismo. 

Padahal setahuku, bahwa sungai di kampungku masih menjadi satu -- satunya  irigasi untuk mengairi lahan -- lahan persawahan  milik warga desa di sepanjang daerah aliran sungai dari hulu ke hilir. Juga masih adanya beberapa warga yang sengaja  buang air besar di sungai, menambah pemandangan lain, yang tidak elok dipandang  mata.

Masih banyak warga yang mengalirkan limbah rumah tangganya ke sungai. Ini banyak dilakukan oleh warga yang rumahnya  berdekatan dengan sungai,  di sepanjang sungai dari hulu sampai hilir. Juga masih adanya beberapa warga yang kurang peduli terhadap lingkungan sungainya, terbukti masih adanya beberapa warga yang tidak ikut kolektif pelanggan sampah, tetapi mereka malah membuang sampahnya ke sungai. 

Mereka lebih eman membayar iuran bulanan. Dan mereka tidak eman kalau sungainya tercemar oleh sampah akibat perilaku beberapa warga yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Di tambah masih adanya buangan limbah dari PG Madukismo yang terkadang dapat membunuh ekosistem sungai, seperti ikan -- ikan kecil yang ada di dalamnya.

Pernah suatu hari, aku mengusulkan kepada pengurus kampung, bagaimana kalau seandainya sungai di kampungku di pelihara ikan agar sungainya menjadi bersih dan meminimalisir warga yang masih buang sampah, buang limbah dan buang air besar.

Pemikiranku simpel sih, dengan adanya ikan yang dipelihara oleh warga di sepanjang sungai bisa membuat jera orang yang masih membuang sampah ke sungai. Tetapi pengurus kampungku tidak berani, alasannya sungai suka tercemar limbah pabrik dan tingkat keamanan ikannya tidak terjamin.

Sebetulnya, di kampungku sudah ada instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal (terpusat) pada satu titik. Jadi baik limbah rumah tangga apa pun bisa di buang  ke saluran IPAL komunal, termasuk limbah dari BAB. Hanya limbah minyak goreng yang dilarang dibuang ke saluran IPAL komunal tersebut. 

Tetapi masih ada saja warga yang BAB di sungai, walaupun sudah punya fasilitas MCK sendiri. Dan juga masih ada yang membuang mencuci perlengkapan dapur di buang ke sungai terutama yang berdomisili dekat sungai. Merubah pola pikir warga memang tidaklah mudah, apalagi tanpa adanya kerja sama dan pemahaman yang sama tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Sepertinya, PHBS yang dicanangkan oleh Tim Penggerak PKK desa, hanya semangat di ranah konsep dan gagasan saja, tetapi pada implementasinya warga masih abai terhadap program PHBS. 

Dukungan dari organisasi pemuda kampung, sebagai penggerak lingkungan masih slow respon. Ketika ada gagasan tentang kepeduliaan  lingkungan hanya ditanggapi sebelah mata saja. Bahkan ketika musim hujan tiba, tak jarang luapan air sungai sampai  masuk  ke rumah -- rumah di sekitar daerah aliran sungai dari hulu hingga hilir.

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun