Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Love

Sepupuku Sainganku

7 Juli 2021   17:31 Diperbarui: 5 Agustus 2021   21:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ketika maghrib pun tiba. Sayup-sayup terdengar suara muadzin melantunkan adzan Magrhrib.  Saat itu aku duduk santai di teras Musholla Al-Ghoniyyul Chamid. Memang kusengaja belum ambil  wudhu dulu, sambil menunggu kedatangan imam  dan siap memimpin Sholat Maghrib dengan berjama'ah. Petang itu langit tampak merah jingga memenuhi angkasa, dedaunan pohon pisang di sekitar musholla sedikit bergerak-gerak diterpa angin yang berhembus sepoi-sepoi memasuki  ke area musholla. Tiba-tiba dari arah utara datang beberapa gadis cantik yang lewat persi di depan aku duduk.

 Lengkap dengan mukena beserta sajadah ditangannya , masuk ke musholla pada barisan  khusus perempuan. DEG...DEGAN.. bunyi jantungku berdetak kencang tak karuan. Pandanganku sedikit kacau, terhipnotis oleh sekelebat sosok gadis yang belum kukenal sebelumnya.  "Siapakah dia?, "batinku mulai penasaran. Putri  siapa ya?, Rumahnya  sebelah mana?,  "batinku semakin liar kemana-mana.

 " Eh, masih banyak lagi pertanyaan yang ingin kutanyakan dalam hatiku dan tetapi terpaksa harus kuhentikan sejenak  karena muadzin baru saja mnegumnadangkan  iqamah pertanda akan segera dilaksanakan sholat maghrib berjama'ah. Aku cepat-cepat ambil wudhu  supaya tidak jadi masbuk dan mendapatkan pahala berlipat yaitu 27 derajat.

**

             Keesokan harinya, otak detektifku mulai bekerja, sibuk investigasi mencari informasi tentang profil gadis misterius itu, yang sempat mengganggu alam bawah sadarku. Tidak butuh waktu lama untuk mencari tahu tentang gadis itu, karena kampung halamanku tidak begitu luas. Hari itu juga aku sudah mengantongi sebuah nama, Ulfah Dwi Yanti bin Ali Wardoyo. Siswi Kelas 9. Baru saja pindah dari kampung sebelah. Rumahnya bersebelahan  dengan rumah kangmasku. Dan ternyata teman sekelas sepupuku di SMP Negeri  2 Taman.

**

              Beberapa hari kemudian.

             "Namaku, Ulfah Dwi Yanti, biasa di panggil Uul."

             "Kalau namamu siapa?," tanya Uul kepadaku."

             "Ahmad  Zaki Zainuddin,  panggil saja Zaki," aku menjawabnya."

Demikian perkenalanku dengan Uul secara singkat lewat  perantara saudara sepupuku Siti Zulaihah, selesai Sholat Maghrib  di Musholla Al- Ghoniyyul Chamid.  Pertemuan berikutnya,  selalu kita kita tunggu -- tunggu selepas  Sholat Maghrib ataupun Sholat Isya, tentu saja selalu  ditemani Siti. ( Tahu sendiri kan, kalau ngobrol berdua yang ketiganya syaithon). Lama -- lama kita semakin akrab, dan selalu bertukar pikiran tentang mata pelajaran sekolah. Maklum usia kita tidak terpaut jauh, Uul duduk di kelas  9, aku duduk di kelas 11.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun