Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Testimoni Penghuni Shelter Gabungan Desa, Kapanewon Sewon

7 Juli 2021   13:34 Diperbarui: 7 Juli 2021   13:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Testimoni dari pasien positif Covid -19 saat ini masih dirawat bersama kedua anaknya, di ruang karantina atau Shelter Gabungan Desa, di Wilayah Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya Oki Rahmawati, kebetulan tetangga dekat saya dan masih saudara juga. Menurut ceritanya selama menjalani karantina di shelter Gabungan Desa ini, ada pengalaman suka dukanya.

Sukanya banyak teman, jadi tidak merasa sendirian. Bisa saling bertukar cerita dan saling memberi support agar tetap semangat dalam menjalani ujian diberi penyakit yang bernama Virus Corona. Ada cerita lucu dari sesama pasien Covid -- 19.

Sebut saja namanya Ibu Pairah, yang berprofesi sebagai penjual peyek. Sehari -- harinya ia habiskan waktunya untuk membuat peyek dan menjual dagangan kepada pembelinya. Pada saat itu, ia menjalani test swap ke Puskesmas Sewon 2, setelah diswap ternyata hasilnya positif Covid -19. Dasar jiwa pedagang walaupun sudah dinyatakan positif Covid - 19  tetapi masih nekat membuat peyek dan berniat akan menjual dagangan kepada pembelinya.

Untung saja, Bu Lurah Desa Panggungharjo beserta Tim Penggerak PKK Desa Panggungharjo bersikap tegas dan tidak memperbolehkan Bu Pairah menjual peyeknya, takutnya  jangan -- jangan nanti virusnya menular lewat peyek dagangannya. Ketika mobil ambulance menjemputnya di rumah untuk di bawa ke Shleter, perasaannya sedih dan takut serta dilihatin tetangganya.

Setelah sesampainya di Shelter,  dia bercerita sambil tertawa -- tawa bercampur sedih, dia masih memikirkan nasib peyek dagangannya yang kemungkinan besar akan dimusnahkan. Cerita pengalaman ini, dia ceritakan dengan gayanya yang ceria kepada sesama penghuni Shelter sehingga hal ini menjadi hiburan tersendiri bagi penghuni Shelter lainnya. 

Masih menurut Oki, selama di Shelter, kedua anak  seperti biasa ketika layakny anak - anak ketika di rumahnya sendiri, masih bisa bermain diruangan Shelter dan di halaman luar Shelter. Cuma namanya anak -- anak, antara adik dan kakak suka berebut mainan, akibatnya berantem dan mungkin mengalami kebosanan.

Oki, menambakan terkait dukanya adalah harus berjauhan dengan keluarga, suami dan orang tuanya.  Masih menurutnya, duka lainnya adalah merepotkan warga kampung yang telah membantu kebutuhan keluarganya,  baik kebutuhan dia  dengan  kedua anaknya di Shelter maupun kebutuhan suami dan orang tuanya karena harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Saat  testimoni ini saya tulis, baru saja mendapat kabar bahwa suaminya positif Covid -- 19. Lengkap sudah satu keluarga kecil ini, semuanya terkena positif Covid - 19.

Dukanya lagi, sampai saat ini belum ada kejelasan terkait kapan suaminya akan dipindahkan dari rumah ke Shelter. Sampai saat ini, suaminya masih menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah sendiri bersama kedua orang tuanya yang sudah lansia, menunggu jatah ruangan di tempat  karantina atau Shelter Gabungan Desa, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sampai saat ini, yang bisa menghibur diri sesama pasien di Shelter hanya dengan cara mengobrol , bercerita pengalaman masing -- masing pasien, terkadang senam bersama yang diprakarsai oleh Pemerintah Kapanewon Sewon, seperti yang dilakukan pada hari Minggu kemarin. Ini yang dapat meningkatkan imunitas semua pasien penghuni Shelter Gabungan Desa, daripada hanya sekedar meminum suplemen vitamin C.

Setahu saya, waktu Oki mendapatkan surat keterangan positif Covid -19 dari pihak Puskesmas Sewon 2, setelah melalui koordinasi antara istri saya, Pak  RT 02 dan Pak Dukuh, malam itu juga ia naik sepeda motor sendiri, di dampingi oleh Pak  RT 02 dan Pak Dukuh berangkat ke Shelter Gabungan Desa, yang beralamat di eks SMKN 2 Sewon atau di belakang SMPN 1 Sewon.  

Malam itu juga, demi jiwa dan raga lain, dia tinggalkan rumah, dia tinggalkan suami dan kedua anaknya, yang masih berumur  2 dan 4  tahun. Selang beberapa hari, kedua anaknya menyusulnya ke Shelter setelah  dinyatakan positif Covid -- 19 oleh Puskesmas Sewon 2  ketika  semua keluarga menjalani test swap.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun