Mohon tunggu...
Junaedi Eddy
Junaedi Eddy Mohon Tunggu... Seniman - Tak ada yang perlu diterangkan. Saya adalah rakyat Indonesia.

Rakyat biasa. Bukan siapa-siapa. Dan bukan apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kafe Kosong

20 Februari 2020   13:24 Diperbarui: 25 April 2020   23:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kafe Kosong - Jun Noenggara

Hari ini kafeku kosong. Tak ada yang datang pada nongkrong. Tak ada yang merokok mulutnya sampai monyong. Sendiri di pojok matanya bolong. Sekadar cerita bohong

Tak ada bulan yang bersinar mencorong. Tak ada yang ronda memukul-mukul kentongan. Cuma aku yang sedang bengong

Pikiran nyelonong: Ingat yang demo menolak RUU Ekstradisi di Hong Kong (saling tendang saling dorong). Ingat bu Risma yang menjelaskan apa sebabnya Surabaya kebanjiran (airnya antri lantaran kecilnya lubang gorong-gorong).  Ingat kang Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta bersama gadis Jepang yang sedang panen jagung di Tajug Ageung Cilodong (di facebook). Ingat anak yang kreatif-inovatif merekayasa listrik dari pohon kedondong (genius). Ah, aku juga jadi ingat masa kecilku ke tempat berhutang ibuku dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di toko babah Entong (memelas)

Pikiranku semakin selanong-selonong. Mengingat kamu yang seperti biasanya ada. Mengisi hati yang kosong !

Kafe Botani Mart, IPB Dramaga

Rabu, 19 Februari 20239

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun