Mohon tunggu...
jumaro alhamami
jumaro alhamami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang waktu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi Kumpul Balung

6 Juni 2019   20:43 Diperbarui: 7 Juni 2019   08:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia memang negara unik

Wis kit jaman mbiyen nenek moyang kito

Ngajarake babagan seduluran Bani/tedak turun

Yo ben pada ngrumongso bahwa kito urip ning dunyo iku sejatine tedak turun soko Simbah anu......

Soko balung keloron, sing nduweni " Gen " ingkang podo, darah ingkang sami, 

sebab kito keturunan soko simbah Kakung lan simbah Putri

Yo ben ora ilang seduluran

Sebab nek ora ono tradisi kumpul balung iku seduluran soko Bani biso ilang

Yo berarti ilang sebutane

Kejobo soko iku, Islam jnih ndukung ontene Tradisi Kumpul Balung

Sing wis kamashur kanti istilah " Silaturrahim " 

Jelas nek bahasa iku bahasa serapan 

Silaturahim berasal dari bahasa Arab, 'sillah ar-rahim' (Shillah), artinya hubungan rahim; tali kasih sayang. Jadi kata silaturahim" ini merujuk pada hubungan kekeluargaan. Ikatan janin, ikatan darah daging, ikatan kumpul balung

Didukung kaliyan Hadist  Nabi: Barang siapa yang ingin dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya hendaklah menghubungkan rahimnya (bersilaturahim). Bahkan Nabi sangat keras bagi orang yang memutuskan hubungan: Tidak akan masuk surga pemutus (silaturahim). 

Ndungkung Kanti dalil puniko, Indonesia ditambah kaliyan istilah " Mudik Lebaran " pulang kampung

Yo sejatine Pulkam njih, Kumpul Balung meniko

Wis podo silaturrahiman dereng?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun