Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Corona Pergi

31 Juli 2020   11:03 Diperbarui: 31 Juli 2020   11:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by J.Haryadi

Pagi ini cahaya mentari memang terlihat indah, tapi tidak dengan hatiku.

Bagiku batin ini serasa terpenjara, bagai dibingkai besi yang rapat.

Lalu, bagaimana dengan mimpiku yang masih terpendam di dadaku?

Ah, kepastian itu tak pernah hadir, setidaknya sampai detik ini.

Gundah, resah, dan gelisah, mewarnai batinku yang terombang-ambing tak menentu.

Mengapa corona belum juga pergi?

Mengapa pandemi ini begitu betah bersemayam di negeri ini?

Beribu-ribu pertanyaan terus menghardik kepalaku yang tetap membisu.

Pikiran ini tak mampu melawan kehendak takdir Illahi yang Maha Mumpuni.

Apalah arti diri ini yang tak ubahnya bagai setitik debu di jagad raya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun