Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vandalisme di Tengah Pandemi Corona, Apa Gunanya?

12 April 2020   14:53 Diperbarui: 12 April 2020   14:56 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: roscagroup.co.uk)

Bagaimana Mencegah Aksi Vandalisme?
Apakah vandalisme ini bisa dicegah? Tentu saja bisa. Semua pihak harus peduli, baik pemerintah maupun tokoh masyarakat. Kita harus bahu membahu memberikan pencerahan dan bantuan kepada kalangan masyarakat yang kondisinya kurang beruntung.

Soalnya, kondisi sosial dan ekonomi sangat berpengaruh terhadap prilaku seseorang. Jangan sampai terjadi ketimpangan sosial sehingga membuat keliompok masyarakat yang termarjinalkan menjadi antipati terhadap kemapanan. 

Bisa saja para pelaku vandalisme yang usianya masih remaja tersebut sedang kehilangan arah. Mereka tidak memiliki panutan di rumahnya yang bisa dijadikan contoh untuk berbuat baik.

Mungkin saja mereka melihat banyak terhadi ketimpangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga jiwanya resah dan berusaha melakukan perlawanan. Mereka berkumpul dengan sesama orang yang merasa senasib dan melakukan aksi antisosial dengan cara vandalisme. 

Pelaku vandalisme yang rata-rataa masih berusia muda ini perlu menjadi perhatian kita semua. Menghukumnya bukan solusi utama. Masih ada cara lain yang bisa dilakukan, di antaranya dengan melakukan pendekatan sosial dan kultural.

Pendekatan sosial dilakukan dengan memberikan bantuan fisik maupun psikis terhadap golongan masyarakat miskin atau tidak mampu. Hal ini bisa dilakukan pemerintah pusat dan daerah dengan meningkatkan anggaran sosial dan memberikan bantuan secara langsung dengan kriteria dan pengawasan yang ketat.

Mungkin selama ini bantuan sosial yang diberikan masih kurang tepat sasaran. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengkajian ulang. Program yang sudah ada perlu dievaluasi agar jangan sampai dana yang sudah disiapkan justru tidak tepat sasaran.

Dalam banyak kasusu, dana bantuan pemerintah sering disalahgunakan dan hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja, misalnya masyarakat yang dekat dengan unsur pemerintahan, seperti keluarga Pak Lurah/Kepala Desa, keluarga Pak RW dan Pak RT saja. 

Kelompok masyarakat yang seharusnya dapat bantuan, tetapi tidak tersentuh maka akan menimbulkan kecemburuan sosial. Tidak mustahil kelompok ini kelak menjadi duri dalam daging di masyarakat. Posisi mereka yang tidak berdaya bisa menimbulkan sikap antisosial.

Oleh sebab itu kita harus mencegahnya dan berupaya agar amanah yang diberikan oleh pemerintah melalui aparat pemerintah bisa disalurkan dengan benar dan tepat sasaran.

Secara kultural, tokoh masyarakat seperti tokoh adat, tokoh agama, dan para warga masyarakat yang mampu harus mau urun rembuk ikut memperhatikan dan peduli terhadap masyarakat yang ada di sekelilingnya. kepedulian ini setidaknya bisa mengurangi potensi untuk berbuat yang tidak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun