Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghuni Sel XX.03

9 April 2020   12:25 Diperbarui: 9 April 2020   12:28 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: www.mentalfloss.com)

Bandung, 17.12.2015 Pukul 21.00 WIB

Bunyi sirena panjang malam itu merupakan pertanda semua narapidana (napi) harus masuk ke sel mereka masing-masing. Seorang pria kurus bertato harimau di punggungnya pun ikut kembali ke istananya, sel XX.03.

Tak lama berselang pintu sel menutup secara otomatis dengan disertai suara gemuruh. Memang semua sel napi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin Bandung itu sudah dilengkapi dengan pintu hidrolik, sehingga sipir cukup menekan sebuah tombol untuk mengunci semua sel napi yang ada di sana.

Hanya berjarak beberapa detik, semua lampu utama si sepanjang koridor sel padam, kecuali lampu kecil yang terdapat di setiap kamar. Suasana di sekitar lapas mendadak sepi. Beberapa sipir penjara terlihat berkeliling lapas untuk memantau keamanan. Mereka rutin melakukannya secara bergantian setiap setengah jam sekali.

Akal Bulus

Lapas Sukamiskin, Pukul 10.30 WIB

Tiba-tiba terdengar bunyi mengerang kesakitan dari sebuah sel yang memecah kesunyian malam. Suara itu terus merintih dengan nada semakin keras.

"Aduuuuuh ....sakiiiit sekali. Toolooooong aaarrh ....aaarh," keluh suara seorang pria dengan nada kesakitan.

Rintihan tersebut didengar oleh salah seorang sipir. Dia mengajak seorang temannya untuk mengecek sumber suaranya.

Setengah berlari, kedua sipir itu menuju sebuah sel yang letaknya agak jauh di ujung lorong. Mereka harus melewati dua blok untuk sampai ke sana.

Suara rintihan itu kian lama semakin menjadi-jadi. Namun, kemudian semakin lemah dan menghilang saat kedua sipir itu telah mendekati sumber suaranya. Hal itu membuat mereka jadi kebingungan. Keduanya lantas melacak satu persatu penghuni sel yang berada di sana sambil menyorotkan lampu senternya kesana kemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun