Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Seputar Acara Pembukaan Pameran Seni Rupa "Subang Berseni"

8 Agustus 2019   14:35 Diperbarui: 8 Agustus 2019   14:56 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Subang, Ruhimat dan rombongan meninjau karya lukis salah seorang peserta Pameran Seni Rupa "Subang Berseni" di Gedung Wisma Karya, Subang | dokpri

Kehidupan manusia tak terlepas dari seni dan budaya. Seni lahir karena olah pikir manusia yang ingin menciptakan sesuatu yang indah dan bisa dinikmati oleh panca indra, sedangkan budaya lahir dari kebiasaan seseorang berprilaku terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Keberadaan keduanya seakan-akan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Salah satu cabang seni adalah seni rupa    cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika (sumber: wikipedia).

"Nyi Loro Kidul" karya Dian Herdian | dok. istimewa

 

"Menunggu Pembeli" karya M. Sobirin | dok. istimewa

Seni rupa terbagi menjadi dua bagian, yaitu pertama seni rupa murni  seni yang diciptakan tanpa mempertimbangkan fungsinya, tetapi untuk dinikmati keindahannya. Contoh sederhana untuk seni rupa murni adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. 

Kita bisa menemukannya diberbagai tempat, baik di dalam ruangan ataupun di luar. Karya seni biasanya dipajang sebagai hiasan untuk memperindah tempat tersebut.

 

"Penari Jaipong" karya Zulfi Akmansyah (Bank Zoel) | dok. istimewa

 

"Jagawana" karya Iyan Riyana | dok. istimewa

Kedua seni rupa terapan    seni yang diciptakan untuk digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, tetapi juga memiliki estetika. Nilai estetika tidak terlalu diperhatikan, karena seniman lebih mementingkan nilai guna atau manfaat dari karya yang diciptakannya, sehingga seniman tidak bebas dalam mengekspresikan dirinya dalam seni rupa terapan.  

Contoh seni rupa terapan seperti arsitektur, peralatan rumah tangga, pakaian, dan lain-lain. Saat membuat sebuah karya seni rupa terapan, sebaiknya para seniman memperhatikan minimal empat faktor utama yaitu: estetika, keamanan, kenyamanan, dan nilai guna (sumber: ilmuseni.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun