Mohon tunggu...
Julinda Jacob
Julinda Jacob Mohon Tunggu... Konsultan - Orang rumahan

Seorang ibu rumah tangga yang menuangkan hasil pandangan mata dan pendengaran dalam kehidupan keseharian

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Cappadocia, Paduan Keindahan Batu dan Balon Udara

3 Agustus 2019   15:48 Diperbarui: 29 September 2019   03:54 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu Anadolu Jet mendarat mulus di bandara Nevsehir Cappadocia Airport di kota Gulsehir setelah lebih kurang 1 jam penerbangan dari Sabiha Gokcen International Airport, Istanbul, Turki. Dari jendela pesawat cuaca masih terang dan cerah. Suami bangkit menurunkan bagasi kabin. 

Satu persatu penumpang turun dengan tangga manual menuju ruang tunggu bagasi. Keluar pesawat baru terasa udara dingin dan menusuk tulang. Saat itu suhu 6 derajat sangat dingin bagi saya yang tinggal di daerah tropis, walaupun sudah mengenakan pakaian musim dingin.

Bandara Nevsehir kecil dan sederhana, tidak ada garbarata, tidak bersih dan tidak kotor. Kami menunggu di ruang yang tidak begitu luas.

Setelah semua bagasi lengkap, kami bergerak keluar bandara menuju bis yang telah disiapkan. Bis melaju perlahan meninggalkan bandara menuju Urgup, kota kecil yang merupakan tujuan pertama wisata kami sebelum ke Goreme. 

Goreme merupakan tempat wisata terpopuler Cappadocia selain Ihlara Valley, Selime, Guzelyurt, Uchisar, Avanos dan Zelve. Daerah-daerah ini merupakan tempat wisata dengan ciri geologi, budaya unik dan sejarah. Naik Balon adalah ciri khas wisata Goreme.

Perjalanan ke Urgup mulus dan lancar, relative sepi lalu lintas kendaraan. Wilayahnya kering dan tandus dengan bukit, gunung dan lembah batu yang unik dan artistik. 

Menurut sejarahnya, formasi bebatuan ini terbentuk jutaan tahun lalu akibat erupsi gunung-gunung berapi yang terus menerus. Banjir, hujan serta angin kencang mengikis permukaannya selama ribuan tahun sehingga menghasilkan lapisan lapisan batu yang aneh dan unik berupa cerobong peri atau "fairy chimney".

Jelang senja kami tiba di Fairy Chimney, saling berebut foto mengabadikan keunikannya. Batu-batu besar, tinggi menghujam langit, berbentuk cerobong, jamur, kerucut dan bentuk-bantuk lainnya yang tidak lazim sungguh pemandangan yang begitu surreal menjadi latar belakang yang sangat menarik.

Hari mulai gelap, lampu-lampu sudah nyala, kami pun bergegas kembali ke bus melanjutkan perjalanan ke hotel tempat kami akan bermalam.

dokpri
dokpri
Yunak Evleri Cave Hotel
Lampu lampu telah menyala ketika kami tiba di Yunak Evleri Cave Hotel. Hotel unik dramatik dalam gua batu. Membumbung diketinggian seperti sebuah amphitheater. 

Terdapat 2 buah pasad batu ukir di depan lobby kecil dengan furniture antik. Sebagian kami duduk di luar atau di ruang sebelah. Udara malam makin dingin, jari jari saya terasa nyeri. 

Setelah menerima kunci, saya dan suami segera ke kamar di lantai 2 dengan banyak anak tangga dan pegangan besi yang cukup melelahkan. Kami melewati gerbang batu dengan pintu kayu besar kokoh ala benteng film Spartan.

Ada teras pribadi dengan kursi tamu tua dan sebuah pot bunga. Dari teras panorama malam Urgup sangat cantik disinari cahaya lampu, bulan dan bintang.

Kamarnya cukup luas dengan plafond rendah. Nyaman dan bersih. Ada ranjang tua ukir ukuran dobel, 2 buah lampu antik dikiri kanan ranjang, sebuah meja kerja lengkap dengan kursi dan lampu, pemanas ruang, lemari kayu 3 pintu dengan hanger dan laci, sebuah buffet berlaci banyak depan ranjang tempat meletakkan minuman, makanan dan perlengkapan lain. 

Dekat dinding kamar mandi ada 3 buah lilin besar yang biasa digunakan orang zaman dulu untuk penerangan. Saya merasa tinggal di zaman flinstone , dalam gua batu dengan penerangan alami walaupun listrik tetap disediakan.

Di sudut kamar terdapat kamar mandi dengan wastafel vintage berlantai marmar dengan sedikit sentuhan modern. Ada air hangat dan dingin, perlengkapan mandi tertata rapi dipojok ruang.

dokpri
dokpri
Selesai mandi kami dinner di resto hotel dengan menu khas Cappadocia. Saya hanya makan keju dan telur, menu lain terasa aneh di lidah. Di luar udara makin dingin,. Saya kembali ke kamar, beristirahat. tertidur pulas.

Naik Balon
Sebelum wake up morning call berbunyi saya dan suami sudah bangun, berkemas untuk persiapan naik balon udara, Yeayyy... balon udara! Wisata wajib yang tak boleh dilewatkan.

Banyak cerita menarik dan pemandangan cantik tentang balon udara Cappadocia. Saya berdoa semoga cuaca cerah, balon dapat mengudara. Suami tidak ikut, trauma kedinginan saat di salju. 

Jari jemarinyanya nyeri dan beku. Doi tak bisa membayangkan jika berada di atas, di ruang terbuka, ambooiiii manatahan dinginnya..hahaha...berbeda dengan saya yang over semangat dan memang tujuan utama ke sini untuk naik balon. Saya mengabaikan kekhawatiran suami, yang penting naik balon, yuhuuyyy.

Pagi itu semua telah siap. Saya menggunakan penghangat tangan dan kaki di sepatu dan saku mantel. Suhu diperkirakan minus 1 derajat, makin ke atas makin dingin. Tiket naik balon sebesar US$ 230/orang atau TL 1.270 setara Rp. 3.220.000 dengan kurs 14.000,- untuk 50 menit terbang. 

Tepat pukul 05.00 pagi 2 buah Van menjemput kami. Masing masing berisi 20 orang. Van melintas savana dan gurun Goreme, cukup jauh dari hotel. Semua penumpang pulas selama perjalanan, kecuali saya dan supir yang melek. 

Saat kami tiba di lapangan luas terbuka hari masih remang-remang. 2 buah balon sudah menunggu. 

dokpri
dokpri
Balonnya sangat besar. Setiap balon terikat dengan keranjang yang dibagi 5 ruang. Tiap ruang maksimal 4 orang untuk memudahkan gerak dan mengambil foto. Namun karena jumlah kami tanggung, jadi tiap ruang diisi 5 orang. Sesak bagi yang berbody lebar. Pilot di ruang tengah.

Pilot balon juga mempunyai lisensi jam terbang. Ada sekolah khusus. Banyak perusahaan balon di sini. Balon kami dari Atmosfer's Ballons, Amerika. Harganya lebih mahal dibanding perusahaan lain, namun pertimbangan keamanan, harga bukan masalah.

Setelah persiapan selesai satu persatu kami memanjat keranjang. Agak sulit bagi lansia dan yang pakai rok. Pilot mengajarkan posisi landing dan take off. 

Saat landing tubuh menghadap ke dalam, berpegang di lubang keranjang dengan posisi seperti orang duduk (squat). Sedangkan saat landing tubuh tegak memegang pinggiran keranjang. Balon siap terbang, pilot menyalakan gas, terdapat percikan api, kami merasa was-was, ternyata itu biasa.

Perlahan balon mengudara, smoooottth banget, nyaris tak berasa. Cuaca cerah, udara dingin, tak ada guncangan. Terima kasih Tuhan! Tidak semua mendapat keberuntungan begini.

Saat cuaca tak bersahabat, wisatawan harus menunggu beberapa saat atau beberapa hari atau setelah mengudara, tetiba mendarat darurat. Hal ini dilakukan semata mata demi keselamatan karena ramalan cuaca hanya prediksi. Di lapangan cuaca bisa berubah setiap saat. Alhamdulillah kami beruntung.

Bentang alam Cappadocia, sungguh fantastis. Pemandangan di bawah terhampar sangat cantik dan sangat sangat menakjubkan, sulit dideskripsikan dengan kata-kata. Batu-batuan dengan beragam bentuk yang unik, aneh, tak lazim ditimpa cahaya mentari pagi (sunrise) kian menakjubkan. 

Sungguh! sangat luar biasa, wonderfull world. Tanpa terasa airmataku dan beberapa teman mengalir, bertakbir atas karunia Ilahi.

Kami sangat menikmati pemandangan menakjubkan ini. Terbang diatas bukit-bukit, gunung-gunung batu bersama balon balon lain berwarna-warni seperti saling mengejar, Suamiku, dirimu menyesal tidak naik balon, hiks..hiks...

dokpri
dokpri
Setelah 50 menit mengudara perlahan balon mendarat. Kami sudah berada jauh dari tempat take off. Mobil pick up yang tadi membawa balon terus mengikuti ke mana balon mendarat.

Perlahan keranjang didaratkan di atas pick up, balon dikempiskan dilanjutkan pesta wine. Petugas darat menyiapkan meja lipat beserta gelas kaki dan 2 botol minuman anggur. Pilot mengocok anggur dan membuka tutup botolnya. 

Memancar air anggur layaknya pesta kemenangan Valentino Rossi. Kami bersorak, melompat dan bertepuk tangan.

Pilot menuangkan sedikit anggur ke masing-masing gelas untuk menghangatkan badan. Saya hanya mencicip di ujang lidah, rasanya aneh. Kemudian pilot membagikan sertifikat balon. Ohh rupanya ada sertifikat juga seperti ijazah diploma.

Setelah foto bersama kami kembali ke van masing masing balik ke hotel untuk breakfast, check out dan melanjutkan ke lokasi wisata yang lain. Masih ada beberapa tempat yang belum dikunjungi. Datanglah ke Cappadocia, naik balon, tidak menyesal deh! Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun