Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanpa Selembar Ijazah, Ibu Mengantarku ke Jenjang Pendidikan Master

6 Desember 2020   11:43 Diperbarui: 6 Desember 2020   11:45 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang jago masak berkat resep rahasia dari Ibu, 

Ah... terlalu banyak hal baik berawal dari Ibu.

Dari sana Aku mendapati kesimpulan, peran Ibu sangat penting dalam menentukan kepribadian seseorang, atau jika digeneralisasi lebih luas, kualitas generasi penerus sangat bergantung dengan peran yang dijalankan oleh Ibu. Seorang Psikolog, Roslina Verauli S.Psi.,M.Psi menuturkan Ibu menjalankan peran lebih banyak dalam keluarga. Dari hasil penelitian, diketahui Ibu berperan dua atau tiga kali lebih banyak dalam pengasuhan dibandingkan Ayah.

Lantas, Apasajakah Peran yang dijalankan Ibu ? 

Terdapat tiga peran utama seorang Ibu dalam perkembangan anak yaitu Asah, Asih, dan Asuh. Pertama, asah artinya mampu memberikan stimulasi yang baik kepada anak. Kedua, asih yang artinya memberikan cinta kasih, dan ketiga yaitu asuh dimana Ibu berperan besar dalam mengasuh anaknya. Ketiga hal tersebut memegang peranan dalam membentuk karakter sang buah hati ketika dewasa.

Sumber: lehighvalleystyle.com
Sumber: lehighvalleystyle.com
Eits... tak hanya itu, ternyata Ibu juga memiliki peran lainnya yaitu sebagai pusat emosi atau emotion work. Peran ini diwujudkan dalam mendengarkan anak, memahami pikiran dan perasaan mereka, serta memberi dukungan serta apresiasi. Itulah mengapa Ibu merupakan sahabat terbaik bagi anak-anaknya.

Peran Ibu memang tidak main-main ya Kompasianer ? 

Ibu, Sekolah Pertamaku

Saat taman kanak-kanak, Aku sudah menguasai pelajaran membaca jauh sebelum belajar di ruang kelas bersama para guru. Di samping itu, Aku juga sudah memahami perhitungan dasar matematika. Berkat itu, Aku selalu berhasil pulang lebih dulu karena mampu menjawab pertanyaan adu cepat dengan tepat.

Kemampuanku tersebut memunculkan tanda tanya bagi teman-teman. Mereka kemudian bertanya mengapa diriku bisa jago berhitung dan membaca padahal sekolah baru saja dimulai. Tentunya dengan jujur kukatakan dengan gaya khas anak TK yang masih bau kencur bahwa Aku sudah sekolah di rumah bersama Ibu jauh-jauh hari. Momen itu entah mengapa masih terkenang hingga kini.

Ya, jika dipikir-pikir, jawaban si anak bau kencur kala itu memang benar, Ibu adalah sekolah pertama, tak hanya bagiku tapi juga seluruh anak Indonesia.

Nilai-nilai Kehidupan Warisan Ibu 

Tak hanya resep rahasia di dapur Ibu juga mewariskan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai yang kemudian membentuk kepribadianku menjadi perempuan tangguh, berani bermimpi tapi tetap welas asih kepada sesama. Penasaran ? Langsung saja simak kisahku berikut ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun