Mohon tunggu...
Julia Rachmawati
Julia Rachmawati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a women but I think 'rationally' as men. Maybe look like a men in a woman's body. LOL. :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat untuk Kekasih Imajinerku

17 Oktober 2015   21:56 Diperbarui: 17 Oktober 2015   21:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu malam ketika aku yang tak ada tujuan ini menemukan tulisan-tulisanmu, aku tercengang karenanya. Bukan karena membaca tulisan romantika atau kisah-kisah dramatis yang selama ini sering aku baca pada novel-novel best seller di toko-toko buku itu.

Iya, bagiku tulisanmu melebihi kisah-kisah drama itu sayang. Lalu ada kalanya mereka pasti bertanya padaku,”Memangnya tulisan macam apa yang membuatku tercengang?”. Dan ketika mereka menanyakan itu padaku, apakah aku harus menjawabnya? Atau membiarkan aku menyimpan kisahmu dalam diamku?

Kau tahu sayang, tulisan yang membuatku takjub itu bukanlah kisah-kisah heroik tentang kesuksesan Soeharto dalam perampasan kekuasaan dan penggulingan Soekarno pada tahun 65, dan 7 Jendral itu dibantai untuk menjadi senjatanya! Iya tulisanmu yang menyadarkan aku akan sebuah fakta, dimana fakta yang selama ini terbungkam dan tak terkuak akan sebuah kemunafikan rezim yang menghisap dan membantai bangsanya sendiri selama 32 tahun. Korban akan fitnah yang selama ini mengakar dalam otak-otak bigot itu pun belum hilang sampai beberapa rezim berganti pada negeri ini.

Sayangnya, tidak banyak yang paham apa sebenarnya yang melatari pembantaian tersebut, kenapa, bagaimana, dan untuk apa genosida gila-gilaan itu terjadi. Pembantaian itu sesungguhnya bukan sekadar pembunuhan terhadap kemanusiaan, namun juga pembunuhan terhadap cita-cita republik. Iya cita-cita republik ini ketika awal merdeka. Kau begitu detail menjelaskan semua itu padaku dan yang kuingat kau jelaskan mengenai manipol-usdek.

Satu hal yang kuyakini adalah tulisanmu itu bukan tulisan yang menyajikan ribuan kata-kata ilmiah yang biasa orang tulis dalam skripsi, tesis ataupun desertasi mereka yang sulit dipahami oleh awam sepertiku ini. Tak pernah aku baca tulisan sebegitu memukau selain Karl Marx, Federich Engels, Trotsky, Rosa Luxemburg, Alexander Kolantay atau yang terkini seperti John Rosa bahkan Pramoedya Ananta Toer sekalipun.

Iya aku tahu sayang  karyamu belum mendunia seperti mereka, tapi yakinlah padaku ini. Aku adalah salah satu simpatisanmu yang selalu setia menunggu akan karya-karya tulisanmu berikutnya. Aku yakin setiap aksara yang kau tulis adalah secuil informasi yang ingin kau bagi. Bukan saja untukku namun untuk mereka yang haus akan sebuah kejelasan fakta sejarah. Seperti yang pernah di tuliskan oleh Pram,” Tahukah Kau Kenapa Aku Menyayangimu Lebih Dari Yang Lain? Karena Kau Menulis!”

Tulisanmu bisa mengantarkan aku akan ribuan imajinasi yang selama ini mengekangku dalam satu sisi ruang pribadiku sayang. Tetaplah seperti ini sayang, tetaplah menulis apapun yang ingin kau tulis. Karena kau bebas merdeka dalam alur nalarmu. Tetaplah menulis dengan apapun yang kau risaukan dan jawablah akan kegelisahan, kecemasan yang terus meneror dalam setiap malam sebagai mimpi buruk. Carilah fakta yang menjadikan itu cahaya dalam kehidupan kita selanjutnya.

Aku inginkan kau tetap bersandar padaku, wanita yang selalu ada dalam imajinasimu. Yang tetap menantikanmu dalam kesunyianku, merindukanmu dalam kejauhanku, melihatmu dalam angan-anganku. Mendengarkanmu saat semua orang mulai tuli.

Kelak jika semesta mengijinkan kita bertemu dalam satu masa, ruang dan waktu, perjuangkan aku seperti kau memperjuangkan idealismemu yang sama-sama kita bangun bersama. Kau pernah berbisik padaku akan impian-impian kita. Membayangkan kita bernyanyi berdua di kala senja mulai gemulai mesra merayu sore. Membayangkan kita berbagi ruang-ruang pribadi dirumah kita dengan buku-buku yang aku dan kamu senangi. Di akhir pekan kita bervakansi ria dari ujung barat menuju ke ujung timur negeri ini. Kau rayu aku dengan puisi-puisi yang kau buat untukku, dan aku hanya tersipu malu. Bait demi baitnya menenggelamkan aku kedalam elegi kisah kita berdua. Disetiap malamnya kau ceritakan banyak hal tentang peradaban manusia dalam bumi ini. Kau hilangkan nelangsaku, kaulah harapan yang meyakinkanku.

Sekalipun aku belum bisa merasakan dekapanmu, tapi aku selalu rindu hadirmu dalam setiap aksara yang kau tulis. Mereka bilang cinta itu harus bertemu dan merasakan kehadiran disetiap saat. Tapi bagiku itu terlalu egois, memiliki fisikmu saja itu tidak cukup membuatku bahagia. Namun hidup yang menghidupi adalah ketika bisa berdiskusi akan banyak hal yang membuat kita bahagia. Tujuan kita sama sayang, yaitu memperjuangkan hak dasar manusia dengan keberagamanya. Entah apapun agamanya, kepercayaanya, keyakinanya, ideologinya, etnisnya, dan tradisinya. Setiap manusia mempunyai hak yang sama. Maka dari itu keadilan harus di tegakkan seadil-adilnya di bumi ini.

Aku berharap jikalau kelak kau berhasil dengan apa yang menjadi angan-anganmu, ingatlah tujuan awalmu mengabdi pada manusia lainya, bukan karena sebuah kekuasaan semata. Pertahankan idealismu, jangan kau menghibah jika ada partai yang memintamu untuk bergabung. Jangan kau gadaikan segala ilmu dan gelarmu sebagai intelektual kau jual sebegitu murah dalam perjuangan ini sayang. Aku tak mau kau menjadi seorang yang kini menjadi aktivis, kemudian di masa yang akan datang kau berbalik menjadi kawanan bigot penindas rakyat. Enyahkan pikiran itu sayang. Aku yakin kau masih punya hati dan tirani untuk hal itu. Kau orang yang baik, kau menulis pun itu untuk kepentingan dan tujuan yang baik untuk anak, cucu kita kelak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun