Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sisi Lain dari K-Pop: Hiburan Vs Berhala

17 Juni 2012   04:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:53 14733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara tidak sadar, musik tersebut berhasil kembali mengikat saya. Kamar saya yang diatas, benar-benar menjadi pemisah yang baik antara keluarga saya dan saya, menjadikan saya menyendiri, di kamar mendengarkan lagu K-Pop. Sikap saya berubah, menjadi keras kepala dan mengasihani diri sendiri, mudah tersinggung, mudah marah, kesepian, merasa sendiri dan hampa, malas mengerjakan apapun dll. Suasana di kamar saya diatas benar-benar tidak enak,  dan seperti “kotor”, seperti banyak roh jahat. Kerjaan saya hanya tidur, mendengarkan musik K-Pop, dan makan; mendengarkan K-Pop, tidur, makan dst. Berat badan saya bertambah dengan sangat cepat. Dan hal itu membuat saya semakin depresi.

Akhirnya, sampai saat saya ikut ujian kelas IX. Saa mencoba belajar di kamar  lantai bawah yang tidak terpakai. Aneh, kok di lantai bawah itu terasa sekali bedanya. Saya merasa benar-benar nyaman. Ayah saya tiba-tiba memaksa kamar saya pindah ke ruangan tersebut. Saya menurut dan saya merasa betah tinggal disana, walaupun kamar itu kecil dan  hanya ¼ darikamar saya di lantai atas.

Di kamar bawah, ibu saya sering berkunjung ke kamar saya. Sering ibu saya mengatakan wajah saya seperti orang depresi. Saya memang merasa capek sekali. Bangun tidur rasanya capek, saya tidur lagi. Ketika bangun, terasa capek sekali, dan saya tidur lagi. Mau mengerjakan  apa-apa, rasanya capek. Jiwa saya capek. Tubuh saya capek. Pikiran saya capek. Saya seperti orang yang kelelahan padahal tidak mengerjakan apa-apa. Saat itu saya masih saja mendengarkan lagu K-Pop.

Akhirnya meskipun susah, Saya mengambil keputusan untuk menghapus semua lagu yang ada, baik di HP dan di laptop saya. Usai menghapus lagu tersebut saya  bermimpi. Saya bermimpi, seperti dipengaruhi oleh seseorang, membuat saya merasa  depresi dan tidak ingin hidup lagi. Saya merasa hidup itu begitu buruk dan mati adalah penyelesaiannya. Ketika saya bangun, perasaan ingin mati terasa kuat sekali. Jantung saya berdebar-debar.

Malamnya, saya merasakan serangan roh jahat semakin kuat. Perasaan depresi, sedih, kosong, hampa dan lain-lain menyerang saya. Saya benar-benar merasa ingin mati, dan merasa hidup tidak berguna.

Saya mencoba memutar musik rohani. Aneh, ada perasaan lain. Nyaman sekali. Namun setelah musik itu berhenti, kondisi jiwa saya kembali buruk seperti semula. Gelisah dan ingin mati saja. Bayangan wajah yang menyeramkan dalam penglihatan saya sebelumnya muncul lagi di depan mata saya. Akhirnya, saya mengajak ibu mendoakan saya. Lalu Ibu berdoa dan mengusir setan yang ada pada diri saya. Luar biasa Puji Tuhan, hati saya kembali dipenuhi damai sejahtera.

Tetapi, setan tidak berhenti atau menyerah. Saya sering mendapat dorongan kuat untuk mendengarkan lagu-lagu tadi kembali. Namun sekarang saya benar-benar dapat mengalahkannya karena pertolongan Tuhan. Ini semata-mata anugerah Sang Juru Selamat.

Tapi belum berhenti. Iblis benar-benar tidak mau menyerah. Saya bermimpi lagi, saat tidur siang, mimpi yang benar-benar seperti nyata, yaitu saya sedang berlibur bersama keluarga. Lalu, saya berkenalan dengan seseorang. Ketika bersalaman, ada bagian jari saya yang terasa seperti tertusuk, dan setelah selesai salaman, saya melihat ada semacam paku di cincin yang ia pakai, dan juga bekas tusukan di tangan saya. Saya pernah diberitahu bahwa cara tersebut adalah cara gereja setan merekrut anggota baru, yaitu dengan darah yang keluar dari bekas tusukan.

Saya menjadi panik dan mulai memeriksa tangan saya. Di bekas luka tersebut tidak mengeluarkan darah, hal ini terasa aneh karena bekas luka tusukan tersebut sepertinya cukup dalam. Ketika itu saya berdoa kepada Tuhan berkali-kali, supaya menolong saya. Sampai dalam mimpi saya menjumpai orang tersebut sedang kebingungan karena  tidak dapat menghubungi saya lagi.

Setelah itu, saya terbangun dan melihat ke tangan saya, ternyata tidak ada luka maupun bekas tusukan. Karena hal tersebut sangat nyata, saya baru menyadari bahwa itu adalah mimpi. Saya berdoa kepada Tuhan, dan di malam harinya saya meminta  ibu bedoa untuk saya.

Setan benar-benar jahat. Ia menginginkan jiwa kita, dan menjauhkan kita dari Tuhan, melalui banyak cara. Hal yang saya sebutkan hanya merupakan suatu hal kecil dari semua rencananya. Saya terjatuh, dan jika saja tidak ada Tuhan, menopang hidup, entahlah nasib saya. Saya jatuh,  tetapi tetap di dalam tanganNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun