Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beda Psikiater, Psikolog dan Konselor

8 Februari 2012   03:42 Diperbarui: 3 Desember 2015   20:39 37751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328672680299534010

[caption id="attachment_159887" align="aligncenter" width="377" caption="Ilustrasi from Google"][/caption]Mengapa sebagian dari masyarakat enggan mengunjungi psikiater dan Psikolog? Alasan yang paling umum adalah, masih tersisa stigma jika mengunjungi psikiater dsb. Seolah orang yang ke psikiater atau psikolog menderita gangguan jiwa berat. Dalam pengalaman sehari-hari sebagai terapis, masih banyak klien yang belum paham beda Psikolog, Psikiater dan Konselor. Sebagai konselor tak jarang klien memanggil saya dokter. Padahal saya bukan dokter, tapi Konselor. Orang mengira psikiater hanya memberi obat padahal bukan. Mereka juga punya kemampuan memberikan terapi atau konsultasi.

Secara umum ketiganya sama-sama memberikan konsultasi atau bimbingan untuk masalah tertentu. Namun ada perbedaan mendasar dari ketiganya yang perlu kita pahami. Artikel ini akan mengulas fungsi dan perbedaan tugas dari ketiganya. Psikiater Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran (dokter Umum) seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.

Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini (dihitung dari S1) selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan (resep) obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.

Psikolog

Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang studi selama 4-5 tahun ( Sarjana Psikologi) melanjutkan ke S2 Program profesi dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development (HRD).

Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.

Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.

Konselor

Sekolah konselor ada dua. Di dunia pendidikan umum di kenal dengan jurusan BK, bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Ada juga lulus sebagai konselor dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) keagamaan (yang penulis tahu hanya di lingkungan Kristen). Jurusan ini dikenal dengan Konseling Pastoral.

Di jurusan Master bidang konseling ini dipelajari teologi, psikologi dan ilmu konseling. Syarat mengambil jurusan tersebut harus sudah S1 umum atau S1 Teologi. Lamanya adalah sekitar 2-4tahun. Lulusan konselor pastoral ini biasa bekerja di lembaga keagamaan seperti gereja, konselor di sekolah atau yayasan konseling. Pendekatan konselingnya menggunakan pendekataan keagamaan. Psikolog atau psikiater biasanya lebih bersifat umum, meski ada juga yang memakai pendekatan integratif biopsikospiritual.

Di negara kita Sebagian orang masih belum merasa nyaman bertemu dengan psikiater atau Psikolog (karena stigma negatif tertentu). Karena itu mereka merasa lebih nyaman bertemu konselor. Selain konsultasi, Kadang mereka butuh didoakan atau dibacakan kitab suci. Selain itu biaya konseling di lembaga sosial ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan psikolog atau ke dokter (psikiater).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun