Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pemanfaatan Mocaf sebagai Alternatif Pangan Lokal

12 Agustus 2022   08:10 Diperbarui: 12 Agustus 2022   09:25 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mi instan adalah jenis panganan yang sudah familiar bagi kita, baik yang tinggal di perkotaan maupun hingga ke pelosok desa di Indonesia. Bukan tanpa alasan, sesuai dengan namanya, mi instan diminati karena cara pengolahannya sangat instan --tidak butuh waktu lama--dan bisa langsung dicicipi.

Ternyata, makanan ini bukan saja sebagai favorit di negara kita, tapi juga negara-negara Asia dan Amerika. Dikutip dari Kompas.com yang mengutip data WINA, kondisi 13 Mei 2022, China dan Hongkong berada diurutan pertama sebagai negara pemakan mi instan, disusul Indonesia dan Vietnam di urutan kedua dan ketiga.

Negara India berada di urutan keempat pemakan mi instan. Sedangkan Amerika berada di posisi keenam setingkat di bawah Jepang.

Tingginya anemo masyarakat Indonesia sebagai penikmat mi instan membuat kita sangat ketergantungan terhadap jenis pangan yang berbahan gandum ini. Dalam satu tahun masyarakat Indonesia mengkonsumsi mi instan mencapai 13.270 juta porsi. 

Tepung terigu diperoleh dari olahan biji gandum (Triticum Vulgare) dan merupakan bahan baku pembuatan mi instan. Tepung terigu mempunyai protein gluten untuk menghasilkan tekstur mi yang tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan.

Menurut Astawan (2016), mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%, kadar abu 0,25-0,60  persen.

Terhadap fenomena kemahalan bahan baku pangan gandum, tak terlepas dari salah satu ekses dari perang antar Rusia dan Ukraina. Bagaimana tidak, Rusia dan Ukraina adalah pengekspor gandum ke berbagai negara di dunia, karena peperangan, perubahan iklim dan akibat pandemi covid-19, melakukan restriksi ekspor gandum ke beberapa negara.

Kebijakan restriksi (pembatasan) ekspor termasuk bahan pangan gandum. Berakibat pada kenaikan harga bahan makanan yang berbahan gandum karena sulit diperoleh, termasuk diantaranya adalah mi instan.

Untuk menanggulangi fenomena kelangkaan gandum tersebut, sebagai alternatif bahan baku mi instan bisa beralih menggunakan mocaf.

Mocaf merupakan singkatan dari modified cassava flour atau tepung singkong modifikasi. Merupakan produk tepung dari ubi kayu (manihot esculenta crantz) yang diproses yang menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi oleh bakteri asam laktat yang mendominasi selama berlangsungnya fermentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun