Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hakikat Hari Raya Qurban adalah Pengorbanan

10 Juli 2022   09:06 Diperbarui: 10 Juli 2022   09:08 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi shalat Idul Adha (sumber foto: pikiran-rakyat.com)

Hari raya Idhul Adha atau sering disebut sebagai hari raya qurban merupakan hari raya yang dilaksanakan dengan disertai adanya penyembelihan hewan qurban. 

Sejarahnya, ibadah ini bermula dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as melalui  mimpinya untuk mengqurbankan anak kesayangannya yaitu Nabi Ismail.

Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an surat As-Shafat ayat 102-107. 

"Maka ketika (anak laki-laki) mencapai (usia) sanggup bekerja dengannya, (Ibrahim) berkata: "Wahai anakku! Sungguh saya bermimpi bahwa saya menyembelihmu. Maka bagaimana cara pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab: "Wahai Ayahku! Lakukan apa yang diperintahkan (Allah) penggantian: Insya Allah, Anda akan menemukanku, termasuk orang yang sabar. Maka keduanya telah berserah diri (kepada Allah), dan dia (Ibrahim) membaringkannya di atas pelisnya (untuk pengorbanan). Lalu kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh engkau telah memenuhi mimpi itu! " Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat benar. ini benar-benar ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Pada kisah tersebut, Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT untuk menyembelih putra semata wayang, Nabi Ismail, sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah SWT. 

Pada titik ini, Ia berada pada ujian dan pilihan antara memilih taat pada perintah Allah atau memilih anaknya Nabi Ismail. 

Karena ketaatannya, Ia tidak ragu untuk mengikuti perintah Allah dan mengorbankan anaknya Nabi Ismail.

Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, dapat menjadi tauladan bagi kita.

Baca juga: Anatomi Al Qur

Untuk memperoleh sesuatu yang kita cita-citakan, kerapkali harus melalui sebuah pengorbanan.

Seringkali kita mungkin harus mengorbankan beberapa hal yang menyenangkan untuk diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun