Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keluarga Ribut Bahagia

3 Agustus 2022   06:10 Diperbarui: 3 Agustus 2022   06:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sevlia baru saja pulang ke kontrakannya. Badan ngerentek, lelah seluruh badannya. Di ruang depan tak ada orang. Mendapati ruang yang masih berantakan, berserakan berbagai barang dan perabotan. Nafas panjang ia keluarkan, terbayang pekerjaan lagi yang harus diselesaikan.

Pintu kamar tidur ia tekan dengan kasar. Bbrrrrruuuk!

Dua orang yang ada di dalam kamar itu sontak kaget, melongo dan melotot menoleh ke arah suara itu datang. 

"Aduh monyet kaget!" Kata suaminya

"Wooi, pelan-pelan woi buka pintunya, hehe..." kata anak perempuannya dan di iringin oleh senyum manis anak itu.

"Selamat datang, dan selamat istirahat Ibu cantikku" Kata Sang Suami yang kembali melihat layar monitor kembali fokus kepada console Playstation nya. "Ayo Put main lagi".

Puput bangkit dari duduknya lalu menyambar Ibu nya yang pulang dari kerja. "Ibu... Tadi Puput nangkep kecoa Guuede Banget. Puput sampe takut. Iya, beneran, Puput engga bohong". Dengan antusia Puput menceritakan kejadian hari ini sepeninggalan Ibunya bekerja.

Puput bercerita panjang lebar, tidak peduli dengan Ibunya yang sedang kelelahan. Rasa lelah Sevlia pun seketika hilang mendapati tingkah laku anaknya. Detik ini bukan saatnya rebahan menurutnya, mau tak mau ia harus menyerap antusiasisme anaknya beberapa menit lagi hingga antusiasme itu pergi.

Bukan tanpa alasan Puput begitu sumringah melihat Ibunya datang. Anak kecil Lima Tahun ini punya akal untuk menyelamatkan hidup nya. Ruang depan yang berantakan dengan alat tulis dan permainan yang belum dibereskan, tubuh nya yang masih kucel belum mandi hingga sore ini. Membuat celah besar bagi dirinya untuk mendapat omelan. Lalu ia gantikan dengan perasaan senang menyambut Ibunya. "Ibu, ikutin Puput deh, tadi bikin gambar Kuda Pony dan mobis bis, bagus deh sama bikin Monster dari Lego".

Dan lain-lain, dan sebagainya. Puput terus meminta perhatian lebih kepada Ibunya. Anak umur segini sedang banyak akalnya. Mungkin untuk menutupi mainan yang belum di bereskan dan dirinya belum mandi, makanya sore ini ia ekstra antusias menyambut Ibunya.

Puput sedang asik dengan Sevlia, waktu menunjukan pukul lima sore, Panji punya waktu me time sebentar sebelum magrib menjelang. Ia ganti game anak-anaknya menjadi game sepakbola Fifa, lumayan satu pertandingan untuk me rilekskan otak sebelum mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun