Mohon tunggu...
Julia TrianingTyas
Julia TrianingTyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi semester 4 Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Anak perempuan pertama dari 3 bersaudara yang menyukai hal-hal berbau dengan negara ginseng

Selanjutnya

Tutup

Book

Membedah Novel "Ranah 3 Warna" Karya Ahmad Fuadi

3 Mei 2023   20:01 Diperbarui: 3 Mei 2023   20:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel "Ranah 3 Warna" merupakan buku kedua dari Trilogi "Negeri 5 Menara", sama halnya dengan buku ysng ditulis Ahmad Fuadi, karya nya selalu memberi hikmah dan makna mendalam.  Novel "Ranah 3 Warna" adalah sebuah kisah lanjutan dari Negeri 5 Menara, tentang perjuangan Alif Fikri.

Ranah 3 Warna, menceritakan tentang Alif yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Madani Gontor. Dengan kemampuannya dan motivasi dari Kyai yang merupakan guru yang telah mendidiknya, Alif akhirnya pulang kampung ke Maninjau.

Setiba nya di Minanjau, semangat Alif menjadi berkobar saat dicibir termasuk sahabat karibnya, Randai, yang meragukan kemampuannya unutk lulus UMPTN, apalagi Alif tidak memiliki ijazah.

Namun, semangat dari tim dinamit Denmark menginspirasi Alif untuk menghadapi rintangan dengan menyelesaikan pelajaran SMA 3 tahun tersebut. Perjuangan Alif tersebut akhirnya bisa mengantarkan dirinya lulus UMPTN jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Bandung.

"Going the extra miles. I'malu fauqa ma 'amilu" sebuah mantra yang memberikan kekuatan semangat Alif, yang berarti "berusaha diatas rata-rata orang lain", ditambah semangat "man jadda wajada", menjadi motivasi luar biasa untuk meraih mimpinya.

Masih ada hal lain yang bisa menjadi inspirasi dari sosok Alif Fikri untuk mengejar impiannya, apalagi semenjak sang ayah meninggal, yang membuat Alif harus menghadapi tantangan dari sebagai penjual door to door, dibegal, dirampok sampai semua barang dagangannya habis, menjadi kisah menarik untuk diikuti.

Novel ini memang memberikan banyak pelajaran yang bisa kita petik antara harapan, impian, dan do'a. Seperti nasihat Imam Syafi'i yang bisa menjadi pelajaran berharga :
"Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Jangan menyerah. Menyerah berarti menunda masa senang di masa yang akan datang."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun