Mohon tunggu...
Juli Trisna Aisyah Sinaga
Juli Trisna Aisyah Sinaga Mohon Tunggu... -

Rahasia sebuah keberhasilan adalah selalu mengingat bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda pikirkan (Ary G.A.)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyelusuri Sungai Terpanjang Di Indonesia

25 November 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:53 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_378029" align="aligncenter" width="560" caption="Menyeberangi Sungai Kapuas Dengan Kapal"]
[/caption]

Pukul 16.47 aku dan teman-teman menginjakkan kaki di pinggir sungai Kapuas. Sungai ini biasa disebut Sungai Kapuas Buhang atau Batang Lawai dan merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang total 1.143 km. Nama sungai Kapuas diambil dari nama daerah Kapuas (sekarang Kapuas Hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas Hulu hingga muaranya disebut sungai Kapuas. Kesultanan Banjar menyebut sungai ini dengan sebutan “Batang Lawai” yang mengacu pada nama daerah Lawie atau Lawai (sekarang Kabupaten Melawi) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muaranya di sekitar kota Pontianak disebut Sungai Batang Lawai. Sungai Kapuas merupakan rumah dari 700 jenis ikan dengan sekitar 12 jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Potensi perikanan air tawar di sungai Kapuas mencapai 2 juta ton. Sungai ini menghubungkan daerah pesisir Kalimantan Barat sampai ke pedalaman Putussibau di hulu dan menjadi sumber mata pencaharian bagi para nelayan atau penangkap ikan secara tradisional untuk menambah penghasilan keluarga.

Namun kini, sungai Kapuas telah tercemar logam berat dari bahan kimia akibat aktivitas penambangan emas dan perak di bagian tengah sungai ini. Tak hanya itu, limbah yang berasal dari pabrik di sekitar sungai juga turut mencemari Kapuas. Walaupun telah mengalami pencemaran berat, sungai Kapuas tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat terutama suku Dayak dan Melayu. Suku Dayak pada umumnya mendirikan rumah betang (rumah panjang) di sepanjang aliran sungai untuk mempermudah berbagai aktivitas kehidupan. Sungai Kapuas juga menjadi jalur transportasi pengangkutan barang hingga kini. Bahkan, ketika beberapa wilayah kabupaten belum terhubung jalan raya, sungai Kapuas memiliki peran yang sangat penting dalam menunjukkan alur jalan sehingga dapat dilewati oleh manusia. Masyarakat menggunakan alur sungai Kapuas untuk mengangkut kebutuhan pokok, hasil kebun dan juga karet.

[caption id="attachment_378032" align="aligncenter" width="400" caption="Pengangkutan Barang Dengan Kapal di Sungai Kapuas"]

1416893904883638273
1416893904883638273
[/caption]

Saat ini, sungai Kapuas juga menjadi tempat berlabuh kapal barang dan penumpang dari luar provinsi. Sungai Kapuas telah menjadi pintu utama keluar dan masuknya barang dan manusia di Kalimantan Barat. Tak hanya itu, sungai Kapuas juga menjadi air kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Barat. Masyarakat menggunakan sungai Kapuas untuk air minum, mandi, mengairi sawah dan kebun. Tidak dapat dibayangkan bila seandainya sungai Kapuas tiba-tiba kering. Segala bentuk kehidupan juga akan terampas. Masyarakat tidak bisa lagi mendayung sampan, menjual jasa dan menyeberangi sungai Kapuas. Anak kecil tidak dapat lagi berenang dan mandi, barang dan jasa dari luar atau dalam propinsi terhenti, dan Perusahaan Air Minum (PAM) juga tidak bisa beroperasi karena tidak ada pasokan air. Sungai ini seolah telah menjadi jantung hati bagi masyarakat di Kalimantan Barat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun