Saya termasuk satu diantara jutaan ibu yang dilema ketika melepas seorang anak untuk pergi, berjuang mengejar cita-citanya.Â
Putra saya ada 3, yang dua beranjak dewasa, tinggal si sulung yang masih balita, 4thn. Semalaman tidak bisa tidur, memikirkan bagaimana nasibnya kelak di perantauan. Mampukah ia menghadapi kerasnya kehidupan di luar sana? Bagimana makannya, dan segudang kekhawatiran lainnya yang masih berkecamuk.
Namun, buru-buru saya sadar, kalau saya terlalu mengkhwatirkannya, anak ini akan sedih dan bimbang, disatu sisi pasti ia sangat menyayangi orangtuanya, disisi lain ia harus mandiri demi membahagiakan kami, kedua orangtuanya. Tidak, saya sebagai ibu tidak boleh membebaninya dengan segudang kegelisahan.
Nak, sekarang mama sudah ikhlas melepasmu, berjuanglah semampu dan sekuat yang kau bisa. Kejar cita-cita itu dan genggamlah dengan erat. Pastikan itu yang memang kamu inginkan.Â
Pegang erat kejujuran, perbanyak syukur, jangan lupa shalat lima waktunya. Turunkan ego, terima segala kritikan (sepedas apapun itu). Bercakaplah dengan penuh kewibawaan. Jangan mudah tersinggung, cerna dulu setiap permasalahan (kelak pasti kau hadapi), tundukkan kepala, berfikirlah dengan energi positif. Â Insya Allah semua kesulitan hidup bisa kau atasi. Percayalah.
Tenang Nak, mama pastikan disetiap hembusan nafas ini mengalir doa-doa yang takkan terputus, kecuali Allah berkehendak lain.Â
Nak, jangan khawatir dan resah dengan jarak. Mama akan selalu menghubungimu kapan pun kamu butuhkan. Jangan pula takut menguras kuota atau pulsa telepon, karena mama sudah setia dengan paket Extra combo dari XL, yang dengan bebas bisa telponan atau berkirim kabar melalui sosial media. Karena XL memberikan kemudahan dengan menggratiskan akses telepon ke semua operator.Â
Sudah ya Nak, mama hanya mampu menitip kalimat-kalimat diatas untuk kau jadikan pegangan hidup. Bismillah saja dengan langkah awalmu ini. Mama yakin pasti kamu berhasil.[caption caption="Ini anakku, Kevin Attar Abraari namanya."][/caption]
Â
