Mohon tunggu...
Jul Kelvin Batee
Jul Kelvin Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perjuangan Guru di Gaza! Mengajar di Tengah Derita

29 November 2024   13:55 Diperbarui: 29 November 2024   13:55 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perjuangan Guru di Gaza, Mengajar di Tengah Derita

Guruku adalah pahlawanku. Dan itu ada pada guru di Gaza. Mengajar ditengah derita yang melanda. Tapi apakah guru, para pengajar di Gaza menyerah? Tidak. 

Nah, kami disini membuat artikel ini, untuk membuka mata hati para orang-orang yang masih belum mengetahuinya. 

Mari kita ulas secara seksama.

Kehidupan guru di Gaza tidak hanya berbicara tentang pendidikan, tetapi juga perjuangan, ketahanan, dan keberanian. Di tengah konflik yang tak kunjung usai, mereka terus berusaha memberikan pendidikan meskipun dihadapkan pada keterbatasan luar biasa.

Krisis Infrastruktur dan Keterbatasan Sumber Daya

Lebih dari 90% sekolah di Gaza mengalami kerusakan akibat serangan berkepanjangan. Sebagian besar di antaranya membutuhkan rekonstruksi besar agar layak digunakan. Guru sering kali mengajar di "sekolah tenda" tanpa fasilitas yang memadai, seperti buku pelajaran, pena, atau kertas. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan metode hafalan untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran.

Samir Awadallah, seorang guru bahasa Arab di Gaza, menyatakan bahwa meskipun tantangannya besar, mereka tidak menyerah untuk menyampaikan pendidikan kepada siswa. "Kehidupan akan terus berlanjut, dan perang ini pasti akan berakhir suatu hari nanti," ungkapnya penuh harapan.

Dampak Psikologis terhadap Siswa

Konflik di Gaza tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan mental siswa. Banyak anak menderita trauma mendalam akibat kekerasan yang mereka alami atau saksikan. Guru seperti Intisar al-Arabid melaporkan bahwa beberapa anak menunjukkan perilaku negatif dan mengalami stres berat di tempat penampungan pengungsi.

Para guru di Gaza memainkan peran ganda sebagai pendidik dan konselor. Mereka berusaha mengembalikan rutinitas belajar siswa untuk membantu mereka menghadapi trauma dan ketakutan yang membekas akibat konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun