Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menanam Sebatang Cabai di Rumah, Sejuta Harapan untuk Ketahanan Pangan Mandiri

15 Juni 2025   17:57 Diperbarui: 15 Juni 2025   20:52 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman cabai di rumah sedang berbunga dan berbuah lebat. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Di sudut halaman rumahku yang tak seberapa luas, dekat pagar bambu yang mulai melapuk dimakan usia, sebatang tanaman cabai berdiri tegak. Bukan di tanah lapang, melainkan di dalam sebuah wadah plastik bekas, tempat ia menemukan rumah barunya tiga pekan lalu. 

Kini, tanaman itu telah menjelma menjadi pemandangan yang menakjubkan, bunga-bunga putih kecil bermunculan dengan lebatnya, tanda bahwa buah-buah merah menyala akan segera menyusul. 

Batangnya kokoh, daunnya hijau pekat, menunjukkan kesuburan yang luar biasa. Ini bukan sekadar tanaman biasa bagiku, ini adalah simbol kecil dari harapan besar, sebuah langkah sederhana menuju ketahanan pangan mandiri.

Melihat cabai ini tumbuh subur, aku teringat akan awal mulanya. Benih cabai ini berasal dari biji cabai yang kubeli di pasar. Setelah cabai-cabai itu kami gunakan untuk memasak, bijinya kulepaskan dengan hati-hati. Terlintas di benakku ide untuk mencoba menanamnya. 

Awalnya, aku ragu. Aku bukan seorang pekebun ulung, dan pengalamanku menanam hanyalah sebatas menanam beberapa tanaman hias yang seringkali berakhir layu. Namun, dorongan untuk mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa memberikan manfaat nyata, jauh lebih kuat daripada keraguan itu. 

Aku memilih wadah plastik bekas cat sebagai potnya. Lubang-lubang kecil kubuat di bagian bawah agar air bisa mengalir. Tanah biasa dari halaman belakang kutambahkan, dicampur sedikit pupuk kompos sisa dari dapur.

Proses penanaman itu sendiri sangat sederhana. Biji-biji cabai kusebarkan di permukaan tanah, lalu sedikit kututup dengan lapisan tanah tipis. Setiap pagi dan sore, aku menyiramnya dengan air secukupnya. 

Lokasinya aku pilih di tempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi, namun tidak terlalu terik di siang hari. Beberapa hari pertama, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Aku mulai berpikir, mungkin usahaku ini akan sia-sia. 

Namun, aku tetap rutin menyiram dan mengeceknya. Setelah sekitar satu minggu, munculah tunas-tunas kecil berwarna hijau pucat. Rasanya ada kegembiraan yang meluap di dalam dada. Tunas-tunas itu sangat mungil, rapuh, namun penuh dengan potensi.

Seiring berjalannya waktu, tunas-tunas itu mulai membesar. Daun-daun sejati muncul, satu per satu, membentuk pola yang sempurna. Aku memperhatikan pertumbuhannya setiap hari. Ada rasa kagum yang tak bisa dijelaskan. 

Bagaimana sebuah biji kecil bisa bertransformasi menjadi sesuatu yang hidup dan berkembang? Ini adalah keajaiban alam yang terjadi tepat di depan mataku. Aku mulai memberikan perhatian lebih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun